Jakarta Banyak pekerja yang masih mengandalkan gaji bulanan tanpa memikirkan bagaimana mereka akan memenuhi kebutuhan di masa pensiun. Perencana Keuangan Andy Nugroho menegaskan passive income adalah kunci untuk tetap hidup nyaman setelah tidak lagi bekerja.
“Penting bagi kita untuk bertanya, kalau hari ini saya resign atau pensiun, bagaimana saya tetap bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari? Berapa jumlah uang yang saya perlukan tanpa harus bekerja?” kata Andy kepada www.wmhg.org.
Langkah pertama dalam membangun passive income adalah memperkirakan kebutuhan keuangan di masa pensiun. Setelah itu, pekerja harus mulai memilih instrumen yang tepat untuk mendapatkan penghasilan pasif.
“Misalnya, jika seseorang butuh Rp 5 juta per bulan, maka dia harus mulai mencari cara agar investasi atau bisnisnya bisa menghasilkan jumlah tersebut tanpa dia harus bekerja,” jelasnya.
Pilihan Aset untuk Passive Income Setelah Pensiun
Andy menyarankan beberapa aset yang bisa digunakan untuk passive income, seperti investasi saham yang memberikan dividen, obligasi ritel negara dengan kupon berkala, hingga properti yang bisa disewakan. Selain itu, jaringan bisnis waralaba juga dapat menjadi sumber pendapatan pasif.
Menurutnya, semakin dini seseorang mulai membangun passive income, semakin baik. Andy menyebut jangan menunggu sampai pensiun baru mulai investasi.
“Kalau bisa mulai dari sekarang, karena semakin awal kita membangun passive income, semakin ringan beban keuangan kita di masa depan,” jelasnya.