Jakarta Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono mengungkap rencana investor asing dan lokal yang ingin melakukan impor sapi hidup. Totalnya mencapai 2 juta ekor. Dia mengatakan, salah satu investor asing berasal dari Vietnam. Meski, masih ada investor lain, baik itu perusahaan swasta besar maupun koperasi.
Ya ada Vietnam, ada yang lain-lain. Ada banyak lah. Totalnya komitmennya ada 2 juta (sapi impor), kata Sudaryono, ditemui di Kantor Kementan, Jakarta, dikutip Rabu (13/11/2024).
Dia mencatat ada sekitar 60 perusahaan yang berencana mengimpor sapi hidup, baik sapi perah maupun sapi pedaging. Merespons rencana itu, dia turut menyiapkan kemudahan regulasi dan perizinan.
Kita lagi jagain. Kita sederhanakan. Kita bantu perizinan dan seterusnya. Kemudian kita pastikan juga, kita kemarin juga kita pertemukan dengan koperasi, dengan peternak susunya. Karena kan mendatangkan sapi itu kan juga enggak serta-merta, sebagian juga kan akan dikelola oleh koperasi atau peternak susu mereka yang kelola, beber dia.
Selain soal administrasi, pemerintah juga menyiapkan lahan sebagai lokasi peternakan sapi nantinya. Beberapa lahan merupakan Hak Guna Usaha (HGU) milik perusahaan swasta atau milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN).
Kita kasih alternatif lahan. Kita yang aktif dari Kementerian Pertanian yang aktif untuk mengkomunikasikan dengan pemilik lahan. Apakah itu PTPN, apakah itu swasta yang punya HGU, atau apakah itu misalnya lahan-lahan punyanya kampus, punya masyarakat dan lain-lain, kita kasih alternatif mereka mau milih yang mana, terangnya.
Siapkan Lahan 1,5 Juta Hektare
Sudaryono mencatat setidaknya ada lahan seluas 1,5 juta hektar di berbagai titik, baik di Pulau Jawa maupun di lokasi lain. Terkait detail lokasinya, para investor sendiri yang akan menentukannya.
Banyak, ada di dalam dan luar Jawa banyak. Kita sudah hitungan-hitungan kita, kita sudah kantongi identifikasi lahan 1,5 juta hektare. tinggal nanti mereka mau yang mana, ada yang juga yang mau dekat sama pasar, ada yang di Jawa, ada yang mau di Sulawesi, dan seterusnya, kata dia.
Kan intinya kita membantu investasi kan. Jadi mereka dengan uang-uang mereka, datangkan sapi hidup, dan itu sangat menguntungkan secara kemandirian pangan kita, terkait susu dan daging yang sekarang masih defisit, sambung Sudaryono.