Jakarta – Ribuan pemodal, pendiri, dan investor akan berkumpul di kota Riyadh, Arab Saudi untuk menghadiri Future Investment Initiative (FII) edisi kedelapan.
Dikutip dari CNBC pada Jumat (1/11/2024) Konferensi ekonomi ini merupakan bagian dari Visi 2030, rencana besar senilai triliunan dolar untuk memodernisasi dan mendiversifikasi ekonomi Arab Saudi.
Jika sebelumnya Saudi dianggap sebagai sumber dana besar bagi investor asing, tahun ini suasananya berubah. Negara tersebut kini memperketat persyaratan bagi mereka yang ingin menggalang dana atau berinvestasi di sana. Selain itu, harga minyak rendah dan pengurangan produksi mempersempit ruang gerak anggaran negara.Â
Tidak diragukan lagi, persaingan untuk menarik uang dari kerajaan menjadi jauh lebih ketat, kata Omar Yacoub, mitra di ABS Global, perusahaan investasi yang mengelola aset hampir USD 8 miliar.
Semua orang akan ‘bertemu’ di Riyadh, lanjutnya, merujuk pada konferensi ini.
Dia menambahkan, dengan warga Saudi cenderung lebih memilih investasi domestik, dan anggaran negara semakin ketat, berinvestasi internasional kini menjadi lebih selektif.
Fokus Saudi sekarang adalah menarik investasi yang membawa nilai lebih untuk negara. Ini bukan lagi tentang \’ambil uang kami dan pergi\’ melainkan ini tentang menambah nilai, jelas mitra pendiri Amwal Capital Partners, Fadi Arbid.
Itu berarti penciptaan lapangan kerja, produk baru, mendatangkan talenta, dan berinvestasi di pasar modal Saudi. Ini bukan hanya transaksi keuangan biasa.Â