Jakarta – Tunjangan Hari Raya (THR) merupakan salah satu momen yang dinantikan oleh para pegawai menjelang Lebaran. THR menjadi tambahan penghasilan yang diberikan oleh perusahaan sebagai bentuk apresiasi kepada karyawan.
Namun, sering kali dana ini cepat habis tanpa perencanaan yang baik. Oleh karena itu, perencana keuangan Andy Nugroho membagikan beberapa tips agar THR dapat dimanfaatkan secara optimal dan tidak hanya sekadar lewat begitu saja.
Menurut Andy, penggunaan THR sebaiknya tetap mengikuti peruntukannya, yakni sebagai dana tambahan untuk memenuhi kebutuhan hari raya.
Penggunaan THR tentunya digunakan sesuai peruntukannya yaitu sebagai dana untuk berhari raya. Karena kebutuhan berhari raya tiap orang berbeda-beda, maka secara umum THR digunakan untuk kebutuhan yang penting dan urgent dulu seperti keperluan mudik (biaya transportasi dan akomodasi), ujar Andy kepada www.wmhg.org.
Prioritas Biaya Transportasi dan Akomodasi
Bagi mereka yang melakukan perjalanan mudik, biaya transportasi dan akomodasi menjadi prioritas utama karena memiliki periode waktu yang terbatas serta kemungkinan menjadi pengeluaran terbesar.
Selain itu, pengeluaran untuk mudik sering kali tidak bisa dihindari dan jumlahnya bisa lebih besar dari yang diperkirakan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk menyesuaikan pengeluaran dengan anggaran yang tersedia agar tidak mengalami kesulitan keuangan setelah Lebaran.
Setelah kebutuhan utama seperti mudik terpenuhi, THR dapat dialokasikan untuk keperluan lainnya seperti membeli baju baru, mempersiapkan makanan khas Lebaran, serta memberikan angpau kepada sanak saudara dan tetangga.
Jika direncanakan dengan baik, THR dapat mencukupi kebutuhan tanpa harus mengorbankan pengeluaran di bulan berikutnya atau bahkan berutang demi memenuhi gaya hidup saat Lebaran.