Jakarta – Gubernur bank sentral Jepang, Bank of Japan (BOJ) Kazuo Ueda mengingatkan risiko dari ketidakpastian pada prospek ekonomi global menyusul kebijakan tarif impor yang dicanangkan Presiden AS Donald Trump.
Ueda menyebut, banyak negara anggota G20 yang tampaknya berpandangan ada ketidakpastian tentang bagaimana kebijakan tarif AS dapat berlangsung, dan bagaimana langkah-langkah tersebut dapat memengaruhi ekonomi mereka.
Ada ketidakpastian yang sangat kuat pada prospek kebijakan AS, termasuk tarif, dan bagaimana negara-negara lain dapat menanggapinya. Karena itu, kita perlu meneliti perkembangannya, kata Ueda dalam konferensi pers setelah pertemuan pejabat keuangan G20, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (28/2/2025).
Kita kemudian perlu mengambil pandangan yang komprehensif tentang bagaimana (kebijakan AS) memengaruhi ekonomi global, pasar keuangan, dan prospek ekonomi dan harga Jepang dalam menetapkan kebijakan moneter, jelasnya.
Disebutkan, perkembangan ekonomi Jepang mendukung BOJ untuk menaikkan suku bunga jangka pendeknya lebih jauh dari level 0,5 persen saat ini.
Meningkatnya taruhan pasar terhadap kenaikan suku bunga BOJ dalam waktu dekat telah membantu mendorong Yen, menawarkan sedikit kelegaan bagi para pembuat kebijakan Jepang yang khawatir tentang rasa sakit yang ditimbulkan oleh pelemahan mata uang tersebut pada rumah tangga dan pengecer melalui kenaikan biaya impor.
BOJ sendiri telag mengakhiri stimulus besar-besaran selama satu dekade pada 2024 dan menaikkan suku bunga jangka pendeknya menjadi 0,5 persen dari 0,25 persen pada Januari 2025.
Bank sentral menilai, Jepang berada di ambang pencapaian target inflasi 2 persen secara berkelanjutan.
Para pembuat kebijakan BOJ juga telah mengisyaratkan kesiapan untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut jika Jepang terus membuat kemajuan dalam mencapai target inflasi 2 persen secara berkelanjutan.