Jakarta – Jerman mengungkapkan bahwa serangkaian tarif dagang baru yang dikenakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, berisiko menimbulkan dampak yang signifikan pada negara ekonomi terbesar di Eropa itu.
Mengutip BBC, Selasa (18/2/2025) Presiden Bank Sentral Jerman Bundesbank, Joachim Nagel, memperingatkan bahwa tarif dagang AS lmenimbulkan risiko signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi negaranya.
Berbicara di Speaker\’s Luncheon Union International Club di Frankfurt, Nagel menekankan bahwa sebagai ekonomi yang digerakkan oleh ekspor, Jerman berisiko menderita kerugian besar imbas perubahan kebijakan perdagangan AS.
Mengacu pada pengenaan tarif 25 persen oleh AS pada baja dan aluminium, Nagel mencatat bahwa langkah ini akan berdampak khusus pada Jerman, menimbulkan ancaman terhadap prospek ekonominya.
Nagel juga mengutip perkiraan Bundesbank yang menunjukkan bahwa meningkatnya ketegangan perdagangan transatlantik dapat menyebabkan output ekonomi Jerman pada tahun 2027 menjadi 1,5 poin persentase lebih rendah dari yang diharapkan.
Ia juga memperingatkan inflasi dapat meningkat, meskipun dampak pastinya masih belum diketahui secara pasti.
Terkikisnya daya beli dan lonjakan biaya input akan jauh lebih besar daripada potensi keunggulan kompetitif bagi industri AS, katanya.
Tingkat inflasi akan meningkat tajam dan dapat meningkat lebih tinggi lagi tanpa pengetatan kebijakan moneter yang signifikan,” jelas Nagel.
Bertentangan dengan klaim pemerintah AS, Nagel juga menilai tarif dagang dapat menimbulkan konsekuensi negatif bagi AS.
Proteksionisme menyebabkan kerugian kesejahteraan di semua negara yang terkena dampak. Tidak ada pemenang,” tuturnya.