Jakarta – Pemerintah berupaya agar nilai tukar rupiah tidak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dengan jaga harga ekspor dan deregulasi.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dikutip dari Antara, Kamis (27/3/2025).
Tentu ekspor harus terus jalan, kemudian deregulasi (sesuai) arahan Bapak Presiden, dan perizinan dipermudah sehingga impor ekspor lebih lancar,” kata Menko Airlangga menjawab pertanyaan wartawan saat dia ditemui selepas rapat bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada pembukaan perdagangan pada Rabu pagi di Jakarta naik sebesar 8 poin atau 0,05 persen menjadi Rp16.604 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.612,00 per dolar AS.
Rupiah juga ditutup menguat sebesar 24 poin atau 0,14 persen menjadi 16.588,00 per dolar AS dari sebelumnya 16.612,00 per dolar AS. Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu pekan ini juga menguat ke level Rp16.588,00 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.622,00 per dolar AS.
Terkait nilai rupiah yang dinilai fluktuatif dalam beberapa hari terakhir, Airlangga menegaskan fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat meskipun pergerakan rupiah fluktuatif. Fundamental kuat itu dilihat dari cadangan devisa yang kuat, neraca perdagangan yang juga bagus, dan devisa hasil ekspor (DHE) yang saat ini seluruhnya disimpan di dalam negeri.
Ya rupiah seperti biasa berfluktuasi, tetapi tentu kami lihat secara fundamental kuat, kemudian juga kami lihat nanti secara jangka menengah dan panjang, ujar Menko Airlangga.