Jakarta Sejumlah inisiatif strategis telah dijalankan PTPN Group dalam mendukung prinsip keberlanjutan. Di sektor lingkungan misalnya, perusahaan semakin gencar menerapkan praktik perkebunan berkelanjutan, termasuk pengelolaan limbah sawit dan optimalisasi energi terbarukan.
Salah satu langkah konkret adalah pemanfaatan biogas dari limbah pabrik kelapa sawit (PKS) sebagai sumber energi alternatif yang mampu mengurangi emisi gas rumah kaca. Selain itu, PTPN juga aktif dalam program reforestasi dan agroforestry untuk mengembalikan fungsi ekologi di lahan yang tidak produktif.
Dari sisi efisiensi dan inovasi, PTPN Group telah mengadopsi teknologi digital dan Internet of Things (IoT) dalam sistem manajemen perkebunan. Implementasi sistem smart plantation yang telah diterapkan mampu meningkatkan produktivitas sawit dan tebu. Selain itu, sebagai bagian dari inisiatif dekarbonisasi, PTPN Group juga telah mengembangkan bioetanol berbasis tebu sebagai sumber energi baru terbarukan, kata Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (21/2/2025).
PTPN Group juga terus berupaya meningkatkan kesejahteraan petani melalui skema kemitraan yang lebih adil dan berkelanjutan. Langkah ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan petani, tetapi juga memperkuat ekosistem industri perkebunan nasional agar lebih berdaya saing.
Di tengah tantangan industri yang semakin kompleks, Mohammad Abdul Ghani menegaskan bahwa PTPN Group akan terus menjalankan visi transformasi berbasis keberlanjutan. Ia percaya bahwa keberlanjutan adalah kunci untuk menciptakan bisnis yang tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dan memberikan dampak positif bagi masyarakat serta lingkungan.
“Kami berkomitmen untuk melakukan berbagai inisiatif strategis untuk mendorong PTPN sebagai perusahaan perkebunan nasional yang berorientasi pada pertumbuhan berkelanjutan,” imbuh Ghani.