Jakarta Ketua Dewan Pakar Asosiasi Pengusaha Bumiputera Nusantara Indonesia (ASPRINDO), Didin S Damanhuri menyatakan pertumbuhan ekonomi 8 persen yang dicanangkan pemerintah, membutuhkan tidak hanya upaya pemerintah di skala nasional tapi juga perlu mengembangkan sektor perekonomian dari setiap wilayah.
Kampung Industri yang digagas oleh ASPRINDO, lanjutnya, merupakan salah satu alternatif untuk menggerakkan perekonomian dari wilayah pedesaan, untuk terus bertumbuh ke skala nasional, regional dan internasional.
Kampung industri ASPRINDO saat ini, merupakan sebuah rintisan dalam mendongkrak ekonomi daerah dan juga sebagai gerakan mula untuk melawan arus industri besar. Dan jika ini menjadi gerakan nasional yang bisa ditopang oleh pemerintah, Kampung Industri ini akan menjadi jalur by pass untuk pergerakan yang lebih masif, kata Didin, Selasa (21/1/2025).
Ia menyebut, dengan skema produk unggulan local specific dari setiap daerah, yang nantinya akan naik kelas menjadi produk unggulan provinsi, selanjutnya skala nasional, bahkan tidak menutup kemungkinan akan masuk skala regional dan internasional, maka diharapkan akan mampu mengimbangi industrialisasi asing.
Produk asing itu boleh saja, selama memang pemerintah bisa selektif. Dan pada ujungnya, produk lokal akan mampu berkompetisi dan membentuk sinergi perdagangan antara produk lokal dengan asing, ucapnya.
Didin mengemukakan, produk asing itu tidak semuanya sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, karena merupakan kolaborasi antar negara yang berbasis kebutuhan negara-negara tersebut.
Jika produk lokal bisa dipacu untuk naik kelas, mulai dari kualitas, pengemasan atau hal lainnya, dan didukung dengan regulasi, maka tak tertutup kemungkinan ini akan menjadi kunci bagi pergerakan ekonomi nasional, ucapnya lagi.
Regulasi yang dimaksud adalah bagaimana pemerintah bisa mengatur setiap produk tidak saling \’membunuh\’ tapi saling mendukung, dengan mengedepankan kearifan lokal dan keunikan masing-masing daerah.
Ini bisa disebut dengan Nusantaranomics. Saat ini memang sudah ada yang baik tapi belum tersentuh digitalisasi dan teknologi modern. Di sinilah kemampuan untuk meng-orkestrasi seluruh sumber daya ini menjadi harmoni ekonomi yang kuat, kata Didin lebih lanjut.