Jakarta – Sebagai Proyek Strategis Nasonal (PSN) di hilirisasi nikel, pembangunan Smelter Merah Putih garapan PT Ceria Nugraha Indotama di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara kini memasuki tahap akhir.
Mengikuti arahan hilirisasi komoditas yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto, Ceria Group turut menetapkan pengggunaan energi hijau di seluruh rantai industrinya.
Salah satu sumber energi hijau yang siap menyuplai smelter Merah Putih dipasok dari Kapal Pembangkit Listrik Terapung atau Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara II-60 MW.Â
Salah satu kapal pembangkit tersebut telah bersandar di Terminal Khusus (Tersus) Wolo milik Ceria Group di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara sejak Minggu, 20 Oktober 2024. Sedangkan BMPP kedua akan menyusul kemudian.Â
CEO Ceria Group Derian Sakmiwata menyatakan, kedatangan BMPP yang akan dioperasikan di area Terminal Khusus (Tersus) Wolo bakal memperkuat ketahanan pasokan energi untuk pengoperasian Smelter Merah Putih, yang ditargetkan rampung dalam waktu dekat.
Kedatangan BMPP ini merupakan langkah strategis Ceria Group dalam memastikan Smelter Merah Putih dapat beroperasi secara optimal dan berkelanjutan dengan sumber energi yang andal dan ramah lingkungan, ujar dia, Selasa (22/10/2024).
Adapun BMPP Nusantara II-60MW merupakan salah satu amanat yang tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang telah dicanangkan oleh pemerintah, tercakup dalam 1 rangkaian BMPP yang terdiri dari 2 unit BMPP 60 MW.Â
BMPP Nusantara II ini menggunakan 100 persen bahan bakar gas dengan kapasitas 60 MW, memiliki panjang 72 meter, lebar 27,4 meter dan tinggi 6,5 meter yang dikembangkan oleh PT PAL Indonesia dan PT Indonesia Power.Â