Jakarta Pengusaha Hermanto Tanoko menyampaikan pandangan terhadap kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Dalam pandangannya, Hermanto menilai kebijakan tersebut justru akan menimbulkan dampak jangka panjang yang merugikan negara itu sendiri, terutama terhadap rakyatnya.
“Amerika ini kan negara yang terbesar di dunia saat ini. Meskipun sekarang sudah ada equal-nya ya, yaitu saingannya dari China. China ini secara size juga seimbang, tapi orang mesti ingat, Amerika ini declining, turun. Kalau China ini naik,” kata Hermanto dalam video yang diunggah di akun Instagram pribadinya, dikutip Kamis (10/4/2025).
Hermanto menyebut kebijakan tarif yang diterapkan Trump merupakan bentuk kekhawatiran terhadap China. Namun kebijakan tersebut menurutnya seperti buah simalakama berpotensi menimbulkan dilema bagi Amerika Serikat.
Rakyat Amerika Harus Menanggung Beban
Hermanto mengungkapkan rakyat Amerika harus menanggung beban dari kebijakan tersebut. Produk-produk impor dikenakan tarif tinggi, sementara produk lokal yang kualitasnya serupa dijual dengan harga lebih mahal.
“Ini sekarang korbannya kan sudah pasti kelihatan dengan rakyat Amerika. Rakyat Amerika diharuskan untuk membeli produk-produk yang kualitasnya sama, lebih mahal karena dikenakan pajak, sehingga akhirnya dia dipaksa untuk membeli produk-produk dari Amerika yang mahal. Tambah sulit masyarakat di Amerika,” jelasnya.
Ia juga menekankan bahwa kebijakan semacam ini bertentangan dengan tren globalisasi di mana agar dunia ini bisa tanpa batas.
“Karena gimana caranya dia mengenakan tarif ke seluruh dunia pada saat ini ya, kan semua berpikir globalisasi. Semua berpikir supply chain. Bagaimana agar dunia ini bisa tanpa batas? Kok sekarang jadi dikasih biaya masuk bukan berdasarkan kategori produk, tapi berdasarkan negara dengan negara, mereka tidak mau kalah,” tambahnya.