Jakarta SICPA berhasil mengembangkan Fuel Integrity Solution (FIS) atau fuel-marking sejak 2016. Ini adalah solusi dalam menjaga integritas bahan bakar dengan membubuhkan tanda khusus yang dapat ditelusuri dan dipantau di seluruh rantai distribusi.
Fuel-marking hadir untuk menjawab masalah kecurangan dan kebocoran di bisnis BBM dunia yang ditaksir mencapai nilai USD 130 miliar atau sekitar Rp 2.000 triliun, menurut United Nations University World Institute for Development Economics Research (UN-WIDER). Jumlah tersebut menjadikan BBM sebagai hasil sumber daya alam yang paling besar nilai kebocorannya.
Berbagai negara di Eropa, Asia, Afrika dan Timur Tengah telah memilih teknologi pendeteksian BBM ini. Teknologi ini terbukti membantu menjaga dan mengoptimalkan penerimaan pajak BBM mereka, memerangi kecurangan di sepanjang rantai distribusi, dan menjamin konsumen mendapatkan kualitas BBM yang seharusnya. Dengan terjaganya kualitas BBM, polusi udara pun lebih terkendali.
Dalam kurun kurang dari satu dekade, SICPA kini memimpin pasar jasa fuel-marking global, dengan memberi tanda khusus pada lebih dari 60 milyar liter BBM setiap tahun. Tanda khusus tersebut mampu mendeteksi BBM ilegal.
“Solusi Fuel Integrity SICPA telah diakui oleh berbagai institusi pemerintah di dunia. Didukung oleh penggabungan inovasi-inovasi terbaru selama satu abad di bidang ilmu bahan, digital dan data science, kami menyediakan bagi lembaga publik kemampuan deteksi forensik yang sangat cepat dari uji lapangan, yang dapat dijadikan sebagai bukti di pengadilan, kata Kepala Fuel Segment SICPA Omar Messlem dikutip Kamis (17/10/2024).
Dengan sistem ini, pemerintah dapat menghindari kekurangan pasokan BBM, sehingga mendukung pengelolaan cadangan minyak strategis, kemandirian energi, serta keamanan nasional,” lanjutnya.