Jakarta – Banyak beredar konten di media sosial yang menunjukkan anak muda memilih nikah secara sederhana. Tak sedikit bahkan yang memilih untuk melakukan akad pernikahan di Kantor Urusan Agama (KUA) tanpa melangsungkan resepsi pernikahan yang mewah.
Terkait hal ini, Psikolog pendidikan dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Rose Mini Agoes Salim mengatakan tren untuk menikah secara sederhana itu sesuatu yang luar biasa.
Karena hal itu memang sepatutnya dipikirkan perkawinan tidak perlu harus jor-joran. Biasanya perkawinan menjadi besar karena ada kepentingan juga dari orang tua mempelai,” kata Rose kepada www.wmhg.org.
Fokus Kehidupan Setelah Menikah
Lantas mengapa anak muda tertarik untuk melakukan pernikahan secara sederhana? Seorang pegawai Swasta di Jakarta, Raesha (23) mengungkapkan jika kelak menikah dirinya memilih untuk melakukan pernikahan yang sederhana karena memilih untuk fokus pada kehidupan setelah menikah.
Karena lebih baik fokus pada kehidupan setelah menikah daripada mementingkan acara satu hari. Selain itu bisa meminimalisir bertemu banyak orang karena terlalu banyak menguras energi.” kata Raesha kepada www.wmhg.org, Jumat (13/12/2024).
Meskipun begitu, menurut Raehsa pernikahan sederhana bukan berarti tanpa ada acara apapun, melainkan acara yang lebih intimate sehingga tidak perlu mengundang banyak orang selain keluarga dan kerabat dekat.
Jadi Generasi Sandwich
Di sisi lain, Adrian (27) yang juga seorang pegawai swasta di Jakarta mengungkapkan banyak anak muda, terutama Gen Z, yang finansialnya mepet. Menurut dia, ini bukan melulu akibat foya-foya, tetapi karena banyak anak muda menanggung beban banyak.
Generasi sandwich istilahnya. Jadi, nikah sederhana ini diharapkan bisa nekan budget mereka untuk hal-hal seremonial, dan mungkin saja nanti bisa dialokasikan untuk kehidupan sehari-hari pas udah nikah,” jelas Adrian.