Jakarta – Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), mengungkapkan bahwa banyak anggaran yang dikeluarkan oleh kementerian dan lembaga negara tidak efisien.
Anggaran-anggaran yang dikeluarkan dengan tidak efisien itu banyak, kata Staf Ahli Bidang Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan BPK, Ahmad Adib Susilo, dalam seminar Nasional Outlook Hukum dan Ekonomi Indonesia tahun 2025, di Jakarta, Kamis (27/2/2025).
Salah satu contoh ketidakefisienan yang ditemukan BPK adalah adanya pengadaan barang yang sama oleh berbagai kementerian dengan harga yang berbeda.
Misalnya, dalam pengadaan komputer, harga yang dibayar oleh Kementerian A dan Kementerian B bisa berbeda meskipun barang yang dibeli sama.
Ketidakefisienan seperti ini menunjukkan bahwa pengelolaan anggaran perlu ditingkatkan agar dana publik digunakan dengan lebih bijak dan efisien.
Temuan-temuan ini menegaskan pentingnya peningkatan tata kelola keuangan yang lebih baik. Pemerintah perlu memastikan bahwa dana publik yang dikelola lebih transparan dan bertanggung jawab.
Efisiensi Anggaran dan Tata Kelola Keuangan
Ia menegaskan bahwa keuangan negara harus dikelola dengan hati-hati untuk meminimalisir pemborosan dan memastikan bahwa setiap anggaran yang dikeluarkan memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat.
Nah, temuan-temuan, ini menegaskan perlunya peningkatan tata kelola, keuangan untuk memastikan dana publik, dana masyarakat ini, yang lebih transparan dan lebih bertanggung jawab, ujarnya.
Sebagai lembaga yang bertugas mengawasi penggunaan anggaran negara, BPK tidak hanya mengidentifikasi masalah, tetapi juga memberikan rekomendasi perbaikan.
Salah satu rekomendasi tersebut adalah penerapan program efisiensi anggaran yang sudah mulai diterapkan oleh beberapa instansi. Program efisiensi ini juga didorong oleh perintah Presiden Prabowo Subianto yang menginginkan perbaikan dalam tata kelola anggaran negara.
Makannya sekarang Pak Presiden memerintahkan program efisiensi, itu adalah bagian untuk sebenarnya perbaiki tata kelola, yang juga ini temuan-temuan BPK, ujarnya.
Efisiensi anggaran ini bukan sekadar pengurangan biaya, tetapi lebih kepada upaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan dana publik.
Dengan demikian, dana masyarakat dapat digunakan untuk kepentingan yang lebih besar, seperti pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas pelayanan publik, dan berbagai program sosial yang berdampak langsung bagi masyarakat.