Jakarta Pelantikan Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka akan segera dilaksanakan pada 20 Oktober 2024. Menjelang momen tersebut, Prabowo telah memanggil para calon menteri, wakil menteri, dan pimpinan badan/lembaga ke kediamannya selama dua hari, yakni Senin dan Selasa (14-15).
Dalam perkembangan ini, Center of Economic and Law Studies (CELIOS) merilis analisis terkait komposisi calon pejabat yang dipanggil. Menurut CELIOS, mayoritas kandidat yang dipanggil berasal dari kalangan politisi, dengan proporsi mencapai 55,6 persen atau 60 dari 108 nama.
Sementara itu, profesional dan teknokrat hanya mengisi 15,7 persen atau 17 nama. Adapun kalangan militer dan kepolisian (TNI/Polri) mengisi 8,3 persen, diikuti pengusaha 7,4 persen, tokoh agama 4,6 persen, dan selebriti 2,8 persen. Dari segi akademisi, proporsi mereka sangat kecil, yakni hanya 5,6 persen dari total kandidat.
Selain itu, CELIOS juga mencatat bahwa dari kalangan politisi tersebut, sebanyak 45 kandidat memiliki afiliasi partai. Partai Gerindra mendominasi dengan proporsi 26,7 persen atau 12 kandidat. Posisi berikutnya ditempati Partai Golkar dengan 24,4 persen atau 11 orang. Sementara Demokrat, PAN, dan PKB masing-masing mendapat jatah 8,9 persen atau 4 orang.
Peneliti CELIOS, Galau D. Muhammad, mengkritik komposisi ini menimbulkan kekecewaan, baik secara moral maupun ekonomi. Ia mengkhawatirkan pembagian jabatan yang luas justru akan memperbesar risiko pemborosan anggaran.
“menteri yang diangkat berarti akan meningkatkan belanja negara, termasuk gaji para staf pendukung, pengadaan mobil dinas, fasilitas kantor, hingga pembayaran gaji pensiun bagi menteri dan wakil menteri tersebut,” ucap Galau dalam keterangan tertulisnya, Kamis (17/10)
Ia menambahkan, meningkatnya beban anggaran ini memperparah kondisi fiskal yang rentan, terutama di tengah jatuh temponya utang pemerintah dan penurunan penerimaan pajak
Reporter: Siti Ayu Rachma
Sumber: Merdeka.com.