Jakarta – PT PLN Indonesia Power mulai memanfaatkan green ammonia sebagai bahan bakar alternatif pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Labuan untuk mengurangi penggunaan batu bara.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengatakan, pemanfaatan green ammonia dapat menekan emisi karbon yang dihasilkan dari pembakaran batu bara dalam memproduksi listrik. Khususnya dalam bantu mengejar target Net Zero Emission di 2060.
Inisiatif ini merupakan langkah strategis dalam mendukung transisi energi berkelanjutan di Indonesia, sejalan dengan komitmen Pemerintah untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2060, kata Edwin, Senin (26/8/2024).
Rencananya, pemanfaatan green ammonia diterapkan di Unit Bisnis Pembangkitan (UBP) Banten 2 Labuan. Nantinya pembangkit tersebut akan dijadikan contoh bagi pembangkit listrik lain di seluruh Indonesia.
PLTU Banten 2 Labuan akan dijadikan pilotproject untuk penggunaan green ammonia pada PLTU lainnya, jika ini telah dilakukan maka akan menurunkan emisi karbon yang dihasilkan sektor kelistrikan, imbuh Edwin.
Untuk memanfaatkan green ammonia sebagai energi primer, PLN Indonesia Power melakukan studi kelayakan dengan menggandeng PT Pupuk Kujang dan IHI Corporation. Melalui kerja sama ini PLN IP, IHI dan Pupuk Kujang akan mengkaji aspek teknis dan ekonomi dari seluruh rantai nilai mulai dari pasokan green ammonia hingga penerapan pembakaran.
IHI terutama akan menangani kajian teknis terkait demonstrasi pembakaran amonia, PLN IP akan menyediakan pembangkit listrik dan personel operasi, dan Pupuk Kujang akan menangani produksi dan pasokan green ammonia.
MoU ini merupakan langkah penting dalam upaya kami beralih ke sumber energi yang lebih berkelanjutan. Green ammonia memiliki potensi besar untuk mengurangi jejak karbon kami dan mendukung masa depan energi yang lebih bersih di Indonesia, terang Edwin.