Jakarta – Pasar global tengah menanti implementasi kebijakan tarif impor dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Sejauh ini Trump menunda pengenaan tarif untuk beberapa negara seperti China, Kanada dan Meksiko usai dirinya dilantik pada 20 Januari 2025.
Kebijakan ini turut diwaspadai oleh Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Dyah Roro Esti. Pemerintah Indonesia terus siaga dengan kemungkinan soal pengenaan tarif impor oleh Trump untuk beberapa negara. Di sisi lain, ia justru melihat adanya peluang bagi Indonesia, seandainya kebijakan itu jadi diterapkan.
Namun, Indonesia bisa melihat bahwasanya ini bisa jadi peluang juga sebetulnya. Misalnya dengan tarif yang diterapkan, mungkin untuk negara seperti China, Indonesia bisa hadir untuk mensubstitusi, ujar Wamendag di Jakarta, Selasa (21/1/2025).
Kendati begitu, ia belum mau bicara lebih banyak soal probabilitas ke depan. Pemerintah bakal pasang sikap menunggu, sembari melihat perkembangannya ke depan seperti apa.
Tentu kami Kementerian Perdagangan akan selalu melakukan planning ahead, strategi ke depannya, agar negara Indonesia juga tetap bisa hidup, imbuh Wamendag.
Perkuat Bilateral
Dyah pun meyakinkan bahwa Pemerintah Indonesia akan selalu mendorong agar hubungan bilateral antara Indonesia-Amerika Serikat tetap berjalan baik. Lantaran hubungan perdagangan kedua negara sejauh ini dinilai masih sangat baik.
Amerika Serikat juga jadi salah satu negara terbesar ketika bicara mengenai perdagangan. Selebihnya, salah satu program pemerintah, dalam hal ini pak Mendag dan jajarannya, kami mempunyai tekad untuk perluas pasar ekspor, bebernya.
Itu harus beriringan dengan beberapa perjanjian internasional yang sedang berjalan ataupun yang sudah ada, dia mendengarkan.
Sahabat Lama
Lebih dari itu, ia meyakini Amerika Serikat masih jadi sahabat lama bagi Indonesia. Sejalan dengan sikap Pemerintah RI, yang berdiri di posisi tengah dalam isu perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
Tentunya kami berharap hubungan bilateral antara negara Indonesia dan Amerika Serikat bisa tetap berjalan baik. Karena selama ini siapapun presidennya, negara Indonesia tetap berteman dengan Amerika Serikat, tutur dia.