Jakarta Pengamat Ketenagakerjaan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Tadjudin Nur Effendi, menilai kampanye #KaburAjaDulu yang ramai di media sosial sebagai hal lumrah.
Menurut dia, ajakan hijrah ke luar negeri tersebut bukan berarti masyarakat Indonesia, khususnya anak muda tidak cinta Tanah Air. Lebih kepada mereka tidak ingin berjudi terhadap masa depan masing-masing.
Kabur bukan berarti tidak cinta Indonesia. Mereka berharap nanti kalau situasi sudah baik, situasi politik/ekonomi sudah baik, nanti pulang lagi, dan itu bisa terjadi, kata Tadjudin kepada www.wmhg.org, Senin (10/2/2025).
Sayangnya, ia tidak bisa memastikan apakah lapangan kerja di Indonesia masih punya harapan di masa depan.
Itu yang kita tidak tahu. Saya bertanya, ke mana arah Indonesia saat ini. Ketidakjelasan itu muncul lah harapan-harapan baru (pindah ke luar negeri) yang tidak bisa didapatkan di sini, imbuh dia.
Pemerintah Harus Tanggap
Oleh karenanya, ia meminta pemerintah cepat tanggap terhadap situasi ini. Lantaran jika terus dibiarkan, itu berpotensi mencederai visi Indonesia Emas 2045.
Kalau tidak, apa yang dikatakan tahun emas, kita punya tenaga kerja produktif, itu akan sia-sia karena kita akan pergi meninggalkan Indonesia. Bukan berarti tidak cinta Tanah Air, tapi tunggu dulu Tanah Airnya itu betul-betul enak bagi mereka, bebernya.