Jakarta – Ratan Tata, dermawan dan mantan ketua Tata Group yang meninggal pada usia 86 tahun, memainkan peran penting dalam globalisasi dan modernisasi salah satu perusahaan tertua di India.
Kemampuan Ratan Tata untuk mengambil risiko bisnis yang berani dan penuh keberanian mendorong strategi akuisisi profil tinggi yang membuat konglomerat garam-ke-besi yang didirikan 155 tahun yang lalu oleh leluhurnya tetap relevan setelah India meliberalisasi ekonominya pada 1990-an.
Dikutip melalui BBC, Sabtu (12/10/2024), pada pergantian milenium, Tata mengeksekusi akuisisi lintas batas terbesar dalam sejarah korporat India – membeli Tetley Tea, produsen kantong teh terbesar kedua di dunia. Merek ikonik asal Inggris itu tiga kali lebih besar dari perusahaan kecil Tata Group yang membelinya.
Pada tahun-tahun berikutnya, ambisi Ratan Tata semakin besar, karena grupnya menelan raksasa industri Inggris seperti produsen baja Corus dan produsen mobil mewah Jaguar Land Rover.
Meskipun akuisisi ini tidak selalu membuahkan hasil – Corus dibeli dengan valuasi yang sangat mahal tepat sebelum krisis keuangan global 2007, dan tetap menjadi beban kinerja Tata Steel selama bertahun-tahun – mereka tetap menjadi langkah kekuatan besar.
Langkah ini juga memiliki efek simbolis yang besar, kata Mircea Raianu, sejarawan dan penulis Tata: The Global Corporation That Built Indian Capitalism. Dia menambahkan langkah tersebut “mewakili \’empire striking back\’ ketika sebuah bisnis dari bekas koloni mengambil alih aset-aset kebanggaan negeri induk, membalikkan sikap meremehkan yang dulu dilontarkan industrialis Inggris terhadap Tata Group seabad sebelumnya.”