Jakarta Rupiah kembali menguat menjelang akhir pekan pada Jumat, 19 September 2024.
Kurs Rupiah ditutup menguat 89 poin terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) pada Jumat (20/9), setelah sempat menguat 155 point dilevel Rp.15.150 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15.339.
Sedangkan untuk perdagangan Senin depan, mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp.15.070 – Rp.15.180, ungkap Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam keterangan di Jakarta, Jumat (20/9/2024).
Penguatan Rupiah seiring pelonggaran suku bunga The Fed yang dapat menyebabkan suku bunga turun sebanyak 125 basis poin tahun ini.
Sebagai informasi, Komite Pasar Terbuka Federal Federal Reserve (FOMC) untuk pertama kalinya sejak 2020 memangkas suku bunga pinjaman utamanya sebesar setengah poin persentase, atau 50 basis poin. Keputusan tersebut menurunkan suku bunga dana federal The Fed ke kisaran antara 4,75%-5%.
Namun Ketua Fed Powell menawarkan prospek yang kurang dovish untuk suku bunga jangka menengah hingga panjang, dengan menyatakan bahwa suku bunga netral akan jauh lebih tinggi daripada yang terlihat di masa lalu. Namun, para pedagang menyambut baik prospek penurunan tajam suku bunga dalam waktu dekat, papar Ibrahim.
Sementara itu, di Asia, China mempertimbangkan untuk menghapus pembatasan besar pada pembelian rumah untuk menghidupkan kembali pasar perumahan – sebuah langkah yang dapat memberikan dorongan bagi sektor properti yang sedang terpuruk.
 Namun, Bank Rakyat China mempertahankan suku bunga acuan pinjaman utamanya tidak berubah pada hari Jumat. Langkah ini mengecewakan beberapa pedagang yang berharap akan lebih banyak penurunan suku bunga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lamban di negara tersebut.
Seruan untuk lebih banyak stimulus dari Beijing meningkat dalam beberapa minggu terakhir, terutama setelah serangkaian pembacaan ekonomi yang lemah untuk bulan Agustus. Sebelumnya, pertumbuhan produksi industri China juga melambat ke level terendah dalam lima bulan bulan lalu, dan penjualan eceran serta harga rumah baru semakin melemah, Ibrahim menyoroti.
Â
Sanggahan:Â Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan pribadi seorang pengamat. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor transaksi terkait.Â
Sesuai dengan UU PBK No.32 Tahun 1997 yang diperbaharui dengan UU No.10 Tahun 2011 bahwa transaksi di Valas beresiko tinggi dan keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.