Jakarta Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar menjelaskan industri Financial Technology (Fintech) dapat berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menurut Mahendra, hal ini perlu dilihat dari bagian untuk yang menunjang pertumbuhan perekonomian misalnya dalam aspek peningkatan inklusi dan literasi keuangan.
“Itu jelas semakin tinggi tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia utamanya lagi yang sampai saat ini harus ditingkatkan maupun juga dalam konteks meningkatkan kontribusi dari masing-masing industri di sektor jasa keuangan dibanding dengan besaran ekonomi kita,” kata Mahendra kepada wartawan di acara The 6th Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE), Selasa (12/11/2024).
Mahendra menambahkan PDB Indonesia masih besar potensinya, maka dari itu industri Fintech bisa memberikan kontribusi yang signifikan karena terkait inklusi yang awalnya tidak terjangkau atau yang terjangkau tetapi tidak mudah bisa dibantu dengan Fintech.
Selain itu menurut Mahendra, Fintech masuk dengan konvergensi yang baik dengan industri keuangan lainnya yang ada dan dapat memfasilitasi meningkatkan besaran dari inklusi literasi maupun juga kontribusi dari masing-masing industri terhadap PDB.
“Kami mendorong dengan fasilitasi kebijakan pengaturan dan juga upaya pengemabgan penguatan yang tepat untuk meningkatkan target-target tersebut,” jelas Mahendra.
Berdasarkan laporan e-conomy SEA 2024 dari Google, Temasek, dan Bain & Co., Gross Merchandise Value (GMV) ekonomi digital Indonesia mencapai USD 90 miliar pada tahun 2024, tumbuh 13 persen dibanding pada tahun sebelumnya. Nilai tersebut diperkirakan akan mencapai USD 200 hingga USD 360 miliar pada 2030 mendatang.