Jakarta – Laporan terbaru dari IMF mengungkapkan perbedaan antara jalur suku bunga kebijakan Amerika Serikat (AS) dan ekonomi pasar maju, serta berkembang utama lainnya semakin melebar pada kuartal terakhir 2024.
Dikutip dari Laporan IMF \’World Economic Outlook Update Global Growth: Divergent and Uncertain\’, Senin (3/2/2025), hal ini menandai pergeseran, setelah periode sinkronisitas kebijakan moneter global pada awal tahun.
Seiring dengan kekhawatiran yang meningkat terkait pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat di kawasan euro dan beberapa pasar berkembang, ekspektasi investor terhadap kebijakan moneter yang lebih longgar pun meningkat.
Mereka memperkirakan bank sentral di pasar-pasar tersebut akan melonggarkan kebijakan lebih cepat daripada yang diperkirakan pada saat laporan stabilitas keuangan global Oktober 2024 diterbitkan.
Namun, ekspektasi ini tidak berlaku untuk Federal Reserve. Di AS, imbal hasil obligasi jangka menengah hingga panjang mengalami sedikit kenaikan, sementara di pasar lainnya, termasuk pasar maju dan berkembang utama, imbal hasil justru mengalami penurunan.
Perbedaan perluas penguatan dolar AS terhadap mata uang lainnya
Perbedaan tersebut semakin memperlebar perbedaan suku bunga, yang pada gilirannya mendukung penguatan dolar AS terhadap mata uang utama lainnya.
Terlebih lagi, meskipun data terbaru menunjukkan pasar tenaga kerja AS semakin seimbang, risiko inflasi yang masih ada berpotensi meningkatkan tekanan terhadap imbal hasil di masa mendatang.
Ketidakpastian kebijakan perdagangan dan peningkatan risiko geopolitik turut memperkuat posisi dolar AS. Ketegangan politik, baik di tingkat domestik maupun internasional, mengarah pada penguatan dolar terhadap euro.