Jakarta – Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan pegiat UMKM membutuhkan kepastian kontrak dengan pengusaha besar. Ini ada kaitannya dengan keterlibatan UMKM dalam rantai pasok perusahaan.
Menurut Maman Abdurrahman, UMKM memiliki daya tahan yang cukup kuat di tengah-tengah krisis yang melanda di Indonesia. Salah satunya dibuktikan dengan kemampuan UMKM jadi tulang punggung ekonomi nasional saat pandemi Covid-19.
Yang mereka butuhkan adalah bisnis, kata Maman di hadapan pengurus Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), di Jakarta, Jumat (31/1/2025).
Atas dasar itu, Maman menilai UMKM butuh kepastian kontrak bisnis dengan perusahaan besar. Kontrak ini harus dijalankan dengan skema yang saling menguntungkan.
Ikat mereka dengan kontrak bisnis, ikat mereka dengan engagement bisnis, B2B saling untung-untung, sambung dia.
Dia menceritakan, salah satu tantangan UMKM saat ini adalah belum banyak dilibatkan dalam rantai pasok perusahaan besar.
Jadi kalau kita perhatikan, terjadi disconnectivity antara UMKM dengan industri besar, rantai pasoknya itu belum terbangun, ungkapnya.
Padahal, daya tahan UMKM telah terbukti mampu bersaing dan tetap menjalankan bisnisnya di masa-masa sulit. Aspek ini yang bisa dibilang menjadi nilai tambah UMKM.
Mereka ini pengusaha-pengusaha UMKM ini, kelompok-kelompok komunitas yang gagah, perkasa, survive, dan terbukti pada saat Covid kemarin mereka menjadi tulang punggung, bumper ekonomi, mereka yang masih bertahan, imbuh Maman.