Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, mengatakan Indonesia sudah menjadi salah satu korban imbas perekonomian global yang bergejolak di tahun ini.
Diketahui, Indeks kinerja manufaktur atau Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia terkontraksi di level 49,3. Kontraksi tersebut merupakan pertama kalinya selama tiga tahun terakhir.
Aktivitas manufaktur global sudah menjadi korban pertama. Dia mengalami kontraksi pada Juli di 49,3. Amerika juga di zona kontraktif. RRT juga ada di zona kontraktif. Ini menggambarkan tadi lingkungan global yang begitu sangat tidak stabil, cenderung volatile, bahkan hostile to each other, kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa Juli 2024, Selasa (13/8/2024).
Bendahara negara ini menyebut, dengan terkontraksinya PMI tersebut membuat perekonomian di dalam negeri menjadi relatif stagnan atau berhenti ditempat pada Juli 2024.
Ini menyebabkan perekonomian menjadi relatif berhenti atau stagnan, ujarnya.
Menkeu menyampaikan, gejolak perekonomian global dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya proyeksi pelaku pasar keuangan yang menyebut Amerika Serikat akan mengalami resesi dan Fed Fund rate akan turun.
Bahkan ada yang berspekulasi akan ada pertemuan emergency sebelum September. Ternyata kan tidak terjadi, tapi itu menunjukkan market itu begitu sangat cepatnya berubah dari sisi psikologi berdasarkan issuance data yang terjadi dan pengembangan yang terjadi dan dampaknya luar biasa sangat besar, ujarnya.
Perang Tak Kunjung Usai
Faktor lainnya yaitu masih bergejolaknya perang yang terjadi antara Ukraina dan Rusia. Dimana Ukraina kabarnya akan melakukan serangan kembali ke Rusia, ditambah gejolak perang di Timur Tengah yang belum usai, maka hal itu membuat tekanan perekonomian global terus meningkat.
Kita lihat perang Ukraina makin dragging dan hari ini Ukraina bahkan mau menyerang masuk ke Rusia, Timur Tengah juga masih bergerjolak dengan terbunuhnya dua pimpinan. Ini semuanya menggambarkan bahwa 2024, baik konstelasi politik, militer, keamanan maupun dari sisi ekonomi semuanya dalam arah dinamika yang tensinya meningkat tinggi. Dan pasti ini mempengaruhi kinerja ekonomi global, pungkasnya.