Jakarta – Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) menyoroti kawasan Bali yang semakin macet di berbagai titik. Lantaran, kendaraan pribadi semakin marak, ditambah lagi tak ada akses transportasi umum.
Ketua MTI Wilayah Bali, I Made Rai Ridharta menyebut kemacetan telah terjadi di wilayah Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan (Sarbagita). Kemacetan bahkan terjadi setiap hari, di luar waktu libur dan akhir pekan.
Kemacetan tidak saja terjadi pada saat liburan, weekend, atau hari-hari besar, namun sudah terjadi sepanjang hari. Kasus lumpuhnya pergerakan lalu lintas pada akhir tahun 2023 di seputaran Bandara, jalan tol dan wilayah sekitarnya menjadi puncak dari semua persoalan kemacetan, ungkap Made Rai dalam keterangannya, Selasa (31/12/2024).
Dia mengatakan, kemacetan utamanya terjadi di setiap persimpangan. Pembatasam kendaraan dinilai bukan jadi solusi. Melainkan perlunya angkutan umum massal yang bisa diakses masyarakat dan wisatawan.
Solusinya cuma satu, yaitu kurangi kendaraan yang ada di jalan. Persoalannya adalah bagaimana cara mengurangi jumlah kendaraan yang ada dijalan. Membatasi operasional kendaraan, terutama kendaraan pribadi, termasuk sepeda motor tanpa ada alternatif kendaraan pengganti bukanlah cara yang memadai, terangnya.
Sejak layanan angkutan umum tradisional mulai menghilang karena adanya dominasi kendaraan pribadi terutama sepeda motor, maka kemacetan mulai terasa di mana-mana, Made Rai menambahkan.
Salah satu angkutan umum yang beroperasi yakni Trans Metro Dewata (TMD). Namun, bantuan dana dari Kementerian Perhubungan disetop per 31 Desember 2024. Made Rai menilai, hal tersebut mengancam eksistensi transportasi umum itu. Dia berharap pemerintah bisa menjaga operasionalnya.
Pemerintah diharapkan selalu hadir untuk menyokong keberlangsungan operasionalnya dan diharapkan terus mengembangkan layanan transportasi publik lebih luas, kata dia.