Jakarta Neraca perdagangan Indonesia dengan Thailand tercatat masih mengalami defisit. Data Badan Pusat Statistik (BPS), angka neraca perdagangan RI dengan Thailand mengalami defisit hingga 3,02 miliar dolar AS pada 2023.
Terkait hal ini, Duta Besar RI untuk Thailand dan Unescap Rachmat Budiman menjelaskan hal ini karena nilai impor dari Thailand masih lebih besar dibandingkan ekspor Indonesia ke Thailand.
“Neraca perdagangan kita masih minus karena bentuk ekspor dan kita kebanyakan masih raw material sehingga belum menghasilkan nilai tambah,” kata Rachmat di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bangkok, Rabu (16/10/2024).
Sebaliknya, impor dari Thailand sangat besar untuk beras dan gula yang menurut Rachmat menjadi penyebab defisit neraca perdagangan Indonesia dengan Thailand.
“Banyak impor dari sini adalah beras dan gula, itu sangat besar. Dengan dua komoditas itu saja sudah cukup besar,” jelasnya.
Rachmat berharap ke depan Indonesia bisa memberi nilai tambah, sehingga impor tidak hanya berupa bahan mentah sehingga bisa menambah nilai ekspor bagi Indonesia. Menurut Rachmat, ini juga menjaga agar value edit bahan mentah dari Indonesia tidak dimanfaatkan negara lain.