Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2024 kembali surplus. Sepanjang Desember 2024, neraca perdagangan surplus USD 2,24 miliar.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengungkapkan. Angka ini turun USD 2,13 miliar secara bulanan. Dengan realisasi di Desember 2024 ini, neraca perdagangan Indonesia surplus 56 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.
“Surplus pada Desember 2024 tentunya ditopang oleh surplus komoditas non migas dimana komoditas penyumbang surplus utama adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati serta besi dan baja,” kata Amalia dalam konferensi pers, Rabu (15/1/2025).
Meskipun begitu, Amalia menyebut neraca perdagangan migas defisit sebesar USD 1,76 miliar. Adapun komoditas penyumbang defisitnya adalah hasil minyak dan minyak mentah.
Selain itu neraca perdagangan menurut negara, Indonesia mengalami surplus perdagangan barang dengan beberapa negara, yang terbesar adalah dengan Amerika Serikat surplus sebesar USD 1.75 miliar, dengan India surplus USd 1,02 miliar, dan dengan Filipina surplus USD 0,64 miliar.
Sementara itu, Indonesia juga mengalami defisit perdagangan dengan beberapa negara. Adapun nilai defisit terdalam adalah dengan Tiongkok sebesar USD 1,5 miliar, Australia sebesar USD 0,49 miliar, dan Brazil sebear USD 0,33 miliar.