Balikpapan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menekankan pentingnya generasi muda memahami berbagai aspek keuangan guna menghindari kejahatan finansial seperti penipuan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, mengajak generasi Zoomers (Gen Z) untuk memanfaatkan produk dan layanan keuangan dengan bijak sebagai bagian dari perencanaan keuangan jangka panjang.
“Literasi keuangan yang baik serta inklusi keuangan yang bijaksana akan menjadikan generasi muda lebih cerdas dalam mengelola keuangan, terhindar dari kejahatan finansial, dan mampu menjadi agen literasi di tengah masyarakat,” ujar Friderica dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (LIKE IT) di Balikpapan, Kalimantan Timur, Minggu (6/10/2024).
Kelompok Dominan
Menurut Friderica, literasi keuangan sangat penting bagi Gen Z, terutama karena kelompok ini mendominasi populasi Indonesia dengan persentase 27,94% dari total penduduk.
Ia juga mengungkapkan bahwa Gen Z dihadapkan pada berbagai fenomena sosial seperti you only live once (YOLO), fear of missing out (FOMO), dan fear of other people\’s opinions (FOPO), yang dapat mempengaruhi gaya hidup konsumtif dan berdampak negatif pada pengelolaan keuangan.
Selain itu, fenomena doom spending, yang merupakan kebiasaan belanja impulsif tanpa mempertimbangkan penting atau tidaknya barang yang dibeli, juga marak terjadi di kalangan Milenial dan Gen Z.
Friderica menekankan pentingnya perilaku delayed gratification, yakni menunda pemenuhan keinginan saat ini demi masa depan yang lebih baik, untuk mengimbangi instant gratification, yaitu perilaku yang menginginkan kepuasan segera.
“Generasi muda diimbau untuk lebih bijak dalam menggunakan produk dan layanan jasa keuangan. Kemampuan untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan harus dimiliki agar terhindar dari gaya hidup konsumtif,” tambah Friderica.