Jakarta – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 akan tetap berada di atas 5 persen. Keyakinan tersebut tetap besar meskipun banyak tantangan global yang saat ini tengah dihadapi Indonesia.
Menurutnya, kinerja ekonomi Indonesia masih terjaga stabil, dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III tercatat sebesar 4,95 persen. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia dari kuartal I hingga III 2024 tercatat sebesar 5,03 persen.
Angka ini menunjukkan tren positif dan mencerminkan potensi untuk mencapai pertumbuhan di atas 5 persen pada akhir tahun.
Kinerja perekonomian masih terjaga stabil dengan pertumbuhan ekonomi triwulan III tercatat sebsar 4,95 prsen, dan pertumbuhan kumulatif dari triwulan I-III tahun 2024 sebesar 5,03 persen, sehingga pertumbuhan keseluruhan 2024 dapat dipertahankan diatas 5 persen, kata Mahendra dalam Konferensi Pers RDKB November 2024, di Jakarta, Jumat (13/12/2024).
Selain itu, neraca pembayaran Indonesia pada kuartal III tercatat surplus, yang menunjukkan bahwa ketahanan eksternal Indonesia tetap terjaga dengan baik.
Hal ini mencerminkan stabilitas perekonomian yang penting, mengingat ketegangan geopolitik global yang masih tinggi. Selain itu, inflasi Indonesia juga terpantau stabil, dengan inflasi pangan yang terkendali, memberikan gambaran positif bagi daya beli masyarakat.
PMI Manufaktur
Namun, meskipun angka-angka tersebut menunjukkan tren yang positif, Mahendra Siregar menegaskan bahwa ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah perkembangan Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur yang masih berada di zona kontraksi.
Selain itu, indikator-indikator lain seperti penjualan ritel, kendaraan bermotor, dan indeks kepercayaan konsumen juga menunjukkan adanya pelemahan, yang dapat mempengaruhi permintaan domestik.
Namun tetap harus dicermati perkembangan PMI manufaktur yang berada di zona kontraksi serta berlanjutnya pelemahan indikator permintaan seperti penjualan ritel, kendaraan bermotor dan indeks kepercayaan konsumen, ujarnya.
Dampak proteksionisme
Di tengah tantangan tersebut, OJK terus memantau dan mencermati perkembangan ekonomi global, terutama dalam menghadapi dampak dari ketegangan geopolitik dan potensi dampak proteksionisme perdagangan yang dapat dipicu oleh kebijakan Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Dalam hal ini, OJK berfokus untuk melakukan penilaian terhadap sektor jasa keuangan domestik, guna memastikan ketahanan dan keberlanjutan sektor tersebut di tengah perubahan yang terjadi baik di dalam maupun luar negeri.
Maka dengan langkah-langkah yang terus diambil oleh OJK untuk menjaga stabilitas sektor jasa keuangan, Mahendra tetap optimis bahwa ekonomi Indonesia dapat mempertahankan momentum pertumbuhannya pada tahun 2024, bahkan meskipun ada berbagai tantangan global yang perlu dihadapi.
OJK terus mencermati perkembangan terkini dan dampaknya terhadap sektor jasa keuangan domestik, serta melakukan forward looking assesment atas kinerja jasa keuangan, pungkasnya.