Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksi pada Ramadan dan Lebaran 2025, tren gadai emas mengalami peningkatan seiring dengan kebutuhan masyarakat yang cenderung naik pada momen-momen tersebut.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Agusman, menyampaikan laporan resmi terkait penyaluran pembiayaan oleh pergadaian periode Maret 2025 masih menunggu penyampaian dari industri.
Penyaluran pembiayaan oleh pegadaian periode Maret 2025 masih menunggu penyampaian laporan oleh industri, kata Agusman dikutip dari jawaban tertulisnya, Senin (21/4/2025).
Hal ini disebabkan oleh penyesuaian batas waktu pelaporan kepada OJK akibat hari libur nasional dan cuti bersama, yang diperpanjang hingga 17 April 2025.
Sehubungan dengan penyesuaian batas waktu penyampaian laporan kepada OJK terkait hari libur nasional dan cuti bersama tahun 2025 menjadi paling lambat tanggal 17 April 2025, jelasnya.
Meski data final belum tersedia, OJK memperkirakan tren pembiayaan melalui gadai akan terus meningkat, khususnya selama bulan Ramadan. Lonjakan ini didorong oleh tingginya kebutuhan masyarakat terhadap dana cepat untuk memenuhi keperluan konsumsi maupun persiapan menyambut hari raya.
Penyaluran pembiayaan oleh pergadaian diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat terhadap produk gadai, termasuk pada saat bulan Ramadhan, ujarnya.
Tren Pembiayaan Syariah
Sementara itu, sektor pembiayaan syariah menunjukkan pertumbuhan positif. Per Februari 2025, piutang pembiayaan syariah tercatat tumbuh 9,98% secara tahunan (year-on-year) menjadi Rp28,24 triliun.
Pertumbuhan ini ditopang oleh strategi diversifikasi dan peluncuran produk pembiayaan syariah baru yang digagas oleh sejumlah perusahaan pembiayaan. Inovasi produk ini dinilai mampu menarik minat masyarakat, terutama yang mengedepankan prinsip-prinsip keuangan syariah dalam aktivitas ekonominya.
Piutang pembiayaan Syariah per Februari 2025 tumbuh 9,98% yoy menjadi sebesar Rp28,24 triliun, didorong oleh diversifikasi dan penambahan produk pembiayaan syariah baru yang saat ini diajukan oleh beberapa Perusahaan Pembiayaan, ujarnya.