Jakarta – Perseteruan keluarga mengguncang City Developments Limited (CDL), pengembang properti terbesar di Singapura. Kwek Leng Beng, Chairman sekaligus kepala perusahaan, menuding putranya, CEO CDL Sherman Kwek melakukan kudeta. Insiden ini berujung pada gugatan hukum dan suspensi perdagangan saham CDL.
Konflik ini berawal dari dugaan kesalahan serius dalam tata kelola perusahaan yang dilakukan oleh Sherman Kwek. Kwek Leng Beng, yang juga merupakan orang terkaya Singapura, berusaha memberhentikan putranya dari jabatan CEO pada awal Februari 2025, tetapi upaya tersebut digagalkan. Puncaknya, gugatan diajukan ke pengadilan Singapura pada 25 Februari 2025.
Perseteruan Kwek Leng Beng dengan Sang Putra
Perseteruan antara Kwek Leng Beng dan putranya, Sherman Kwek, bermula dari perbedaan pandangan dalam pengelolaan City Developments Limited (CDL). Kwek Leng Beng, sang ayah, menuding Sherman melakukan kesalahan serius dalam tata kelola perusahaan. Ia juga menyebutkan upaya kudeta yang dilakukan oleh putranya untuk menguasai dewan direksi.
Tuduhan tersebut berujung pada upaya pemecatan Sherman Kwek dari jabatan CEO. Namun, upaya tersebut gagal karena Sherman telah mengkonsolidasikan kendali atas dewan perusahaan. Hal ini memicu gugatan hukum yang diajukan oleh Kwek Leng Beng bersama tiga anggota dewan lainnya. Berdasarkan situs web CDL, ayah dan anak itu duduk di dewan yang beranggotakan 11 orang, dan delapan orang tercatat sebagai direktur independen.
Dalam pernyataannya, Kwek Leng Beng mengungkapkan keputusan untuk memecat putranya sangat berat. Sebagai seorang ayah, memecat putra saya tentu bukan keputusan yang mudah. Saya menerima keputusan bisnis itu sulit dan orang muda mungkin membuat kesalahan bisnis dalam karier mereka dan bisa dimengerti, tetapi menghindari undang-undang tata kelola perusahaan adalah garis merah, ujar Leng Beng seperti dikutip dari Yahoo, Rabu (26/2/2025).
Kronologi Perseteruan
Perseteruan keluarga itu terungkap pada Rabu pekan ini ketika CDL merilis kinerja 2024. Sebelumnya, CDL melaporkan penurunan laba tahunan 37 persen menjadi 201,3 juta Singapura atau USD 151 juta yang tidak sesuai dengan perkiraan analis.
Perseroan juga mengeluarkan siaran pers dengan komentar dari Sherman dan Leng Beng tentang kinerja itu. CEO menuturkan, 2024 adalah tahun penuh tantangan berat, sedangkan chairman mengatakan CDL menunjukkan ketahanan di semua segmen bisnis utama tahun lalu.