Jakarta – Pemerintah Kabupaten Bogor membangun kereta layang atau skytrain untuk melengkapi penataan kawasan wisata Puncak. Pembangunan kereta layang ini akan dilakukan dengan skema bisnis.
Demikian disampaikan Penjabat (Pj) Bupati Bogor Asmawa Tosepu, seperti dikutip dari Antara, Rabu (21/8/2024). Kami dorong konsepnya B2B (Business to Business), kata Asmawa, di Cibinong, Rabu pekan ini.
B2B merupakan sebuah transaksi bisnis yang terjadi antara satu perusahaan dengan perusahaan lain. Asmawa menuturkan, konsep tersebut sudah disetujui oleh Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III Mohammad Abdul Ghani, yang akan menggandeng investor perusahaan swasta sebagai pengelola kereta layang di kawasan wisata Puncak.
Bahkan Pak Dirut PTPN, Pak Ghani, menyanggupi \’ayo dengan PTPN saja\’, karena PTPN juga banyak spot-spot wisatanya, ujar Asmawa.
Ia menuturkan, pembangunan kereta layang di kawasan wisata Puncak bukan sekadar wacana, diawali dengan permohonan Pemerintah Kabupaten Bogor ke pemerintah pusat.
Ini serius, kami sudah bersurat ke pemerintah pusat seperti ke Kementerian Perhubungan, khususnya BPTJ (Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek), kemarin direspons dengan pertemuan di Puncak, kata dia.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Bogor Ajat Rohmat Jatnika menuturkan, pembangunan kereta layang ini untuk melengkapi penataan kawasan wisata Puncak yang saat ini gencar dilakukan Pemkab Bogor.
Itu usulan pemkab yang dipaparkan. Agar semua wisata di Puncak khususnya area hulu saling terkoneksi, kata Ajat.
Pemkab Bogor bahkan telah menyusun konsep penyediaan skytrain dengan enam stasiun pemberhentian yang terhubung dari Rest Area Gunung Mas hingga Puncak Pass di perbatasan Kabupaten Bogor dengan Kabupaten Cianjur.
Titik awal stasiun skytrain yaitu di area parkir bus Gunung Mas, kedua di areal perluasan Rest Area Gunung Mas, ketiga di Pakis Hill, keempat di Pinus Forest, kelima di Bukit Sumbul, dan terakhir Puncak Pass.