Jakarta Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) akan berkoordinasi dengan BNPB dan pemerintah daerah setempat, guna mempercepat pembangunan hunian tetap (Huntap) bagi warga terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sebanyak 2.700 unit hunian tetap (huntap) akan dibangun sebagai tempat relokasi hunian warga, dan akan dibangun dalam waktu sekitar 5,5 bulan.
Kami akan membangun 2.700 unit rumah bagi warga yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di NTT, ujar Menteri PKP Maruarar Sirait dalam keterangan tertulis, Kamis (21/11/2024).
Ara mengatakan, pihaknya membutuhkan waktu sekitar 5,5 bulan untuk menyelesaikan pembangunan huntap. Lantaran harus menunggu proses perizinan, mobilisasi bahan bangunan dan keamanan di lokasi.
Dari segi infrastrukturnya beres, dari keamanannya, dari geologi oke, dari BNPB oke, kami butuh waktu sekitar 5,5 bulan untuk membangun hunian itu. Ada proses perizinan dan keamanannya, terangnya.
Dalam proses pembangunannya, ia berharap semangat gotong royong dari berbagai pihak juga diperlukan. Selain itu, Maruarar juga memastikan bahan baku rumah tahan gempa juga akan segera dikirim ke lapangan sehingga bisa dirakit dalam waktu cepat.
Saat ini bahan baku pembuatan rumah sudah tersedia di kawasan sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki. Kami harap pembangunan bisa dilakukan dengan gotong royong dan melibatkan masyarakat sekitar dan UMKM. Sehingga ada lapangan pekerjaan, imbuhnya.
Menko PMK Pratikno menjelaskan, saat ini aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki masih berlangsung namun tidak ada gejala peningkatan. Selain itu, berdasarkan data di lapangan radius zona bahaya sudah dikurangi.
Jumlah warga yang tercatat sebagai pengungsi yang terpusat sudah mengalami penurunan jadi sekitar 5.117 jiwa. Sedangkan lebih banyak adalah pengungsi mandiri yang bergabung ke sanak keluarga di sekitar situ. Pengungsi mandiri lebih banyak dan jumlahnya lebih dari 6.417 jiwa, jelasnya.