Jakarta Beragam kasus viral yang diakibatkan oleh truk berlebih muatan, atau Over Dimension Overload atau truk ODOL masih terus bermunculan dari berbagai daerah. Kecelakaan lalu lintas akibatnya terjadi baik di jalan raya maupun jalan tol.
Bahkan, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno mengatakan, angka kecelakaan akibat truk obesitas tersebut masih belum turun sejak beberapa tahun ke belakang. Ia mengaku masih menerima laporan terkait itu dari pihak kepolisian di berbagai daerah, setiap hari.
Itu tiap hari kecelakaan, truk tiap hari kecelakaan. Saya kan sering dapat laporan dari daerah-daerah, teman-teman polri. Tiap hari kecelakaan. Cuman enggak viral karena enggak ada yang meninggal, dan daerahnya pelosok, ujarnya saat berbincang dengan www.wmhg.org di KSPN Danau Toba.
Penyakit Lama
Menurut dia, penyakit lama ini masih belum juga terobati gara-gara aparat di Kementerian Perhubungan (Kemenhub) belum akur. Selain itu, ego sektoral lintas kementerian terkait juga membuat penanganan truk ODOL semakin runyam.
Gausah jauh-jauh, Kementerian Perhubungan aja tidak satu suara menangani ODOL. Kementerian Perhubungan dulu satu suara. Jangan sendirian. Ajak (Ditjen) Perkeretaapian, ajak Laut, enggak ada satu suara, pinta Djoko.
Kementerian Perindustrian nampaknya agak alergi terhadap Kementerian Perhubungan. Ya enggak apa-apa kalau enggak suka, oke. Sekarang kontribusinya dalam rangka ODOL apa buat negara? Dia punya program toh, ya apa? Usulkan sana. (Kementerian) Perdagangan juga usulkan, desaknya.