Jakarta – Direktur Kebijakan Publik Center of Economic and Law Studies (Celios) Media Wahyudi Askar menilai Makan Bergizi Gratis (MBG) seharusnya disetop sementara selama Ramadan. Dia menilai, program ini kurang efektif dijalankan sementara mayoritas pesertanya sedang menjalankan ibadah puasa.
Kalau pertanyaannya apakah sebaiknya MBG dihapus sementara selama Ramadan? Ya memang dihapus, kata Media Wahyudi kepada www.wmhg.org, Kamis (6/3/2025).
Kendati begitu, dia mengatakan, sarannya ini kemungkinan tak akan dituruti oleh pemerintah. Lantaran, kebijakan MBG masuk dalam ranah politik anggaran yang perlu menjamin programnya berjalan.
Karena enggak logis juga pelaksanaan program ini, tapi saya yakin juga keinginan saya enggak akan mungkin terjadi karena dari perspektif pemerintahnya ini sudah politik anggaran, ucapnya.
Kalau sudah politik anggaran, kebijakannya dipaksakan, ia menambahkan.
Dia menilai, pelaksanaan MBG saat bulan Ramadan akan menimbulkan anggaran terbuang hingga miliaran bahkan triliunan rupiah.
Ya akhirnya terjadi pertama itu inefisiensi anggaran terbuang begitu saja dan jumlahnya miliaran bahkan triliunan rupiah karena satu minggu saja itu sudah miliaran ya jumlahnya. Itu bahkan triliunan se nasional, bebernya.
Soroti Menu saat Ramadan
Sebelumnya, Direktur Kebijakan Publik Center of Economic and Law Studies (Celios) Media Wahyudi Askar merespons pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG) selama Ramadan 2025. Dia menilai, menu yang dihadirkan dinilai kurang mencukupi batas minimal gizi.
Media Wahyudi menjadi salah satu pihak yang sudah mengawal pelaksanaan MBG sejak awal dilaksanakan. Dia juga turut melakukan sederet penelitian mengenai efektivitas MBG tersebut.
Dia mengakui sempat menerima laporan mengenai menu MBG yang berbeda drastis dari pelaksanaan saat sebelum ramadan.
Jadi yang dikirim ke kami misalkan foto MBG-nya biskuit, ada telur untuk dimakan di rumah jadi saya enggak yakin ini memenuhi standar gizi, kata Media Wahyudi kepada Kamis, 6 Maret 2025.