Jakarta – Pemulihan kekayaan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terus menjadi sorotan jelang pelantikan pada Senin, 20 Januari 2025.
Hal ini bukan tanpa alasan mengingat kekayaan Donald Trump melonjak dari USD 6,2 miliar atau sekitar Rp 101,28 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat (AS) menjadi lebih dari USD 7 miliar atau sekitar Rp 114,33 triliun pada 13 Januari 2025, menurut Forbes. Lonjakan tersebut menandai perubahan dramatis dari kondisi keuangannya pada Januari 2021.
Mengutip Newsweek, Selasa (21/1/2025), pertumbuhan signifikan kekayaan bersih Donald Trump didorong oleh perusahaan medianya. Hal ini menunjukkan posisi unik Donald Trump sebagai politikus dan pengusaha.
Mengapa Ini Penting?
Keuangan Donald Trump mencerminkan betap tidak stabilnya tumpang tindih antara politik dan bisnis. Kekayaan bersih Donald Trump mencapai USD 2,3 miliar atau sekitar Rp 37,56 triliun, ketika meninggalkan jabatannya pada Januari 2021, menurut laporan Bloomberg.
Kekayaan Donald Trum turun disebabkan oleh bisnis yang memutuskan hubungan dengannya setelah kerusuhan Capitol dan dampak ekonomi yang lebih luas dari pandemi COVID-19.
Kekayaan Donald Trump melonjak tak lepas dari kepemilikan saham mayoritas di Trump Media & Technology Group (TMTG), perusahaan induk Truth Social yang telah membantu mendorong kenaikan kekayaannya.
Hal ini juga mendukung pengaruh politik Donald Trump yang berkelanjutan dan mampu untuk mendanai operasi kampanye yang luas tanpa terlalu bergantung pada sumbangan eksternal.
Hal yang Perlu Diketahui
Menurut Forbes, kekayaan bersih Donald Trump melonjak lebih dari USD 865 juta atau sekitar Rp 14,12 triliun pada 13 Januari 2025, menyusul kenaikan harga saham TMTG sebesar 20 persen yang ditutup ke posisi USD 42,91.
Hal ini menandai kinerja perdagangan terkait perusahaan dalam beberapa bulan mendatang dan bertepatan dengan meningkatnya antisipasi menjelang masa jabatan kedua Donald Trump.