Jakarta Peningkatan kapasitas kelembagaan bagi pertanian berkelanjutan, memperkuat keterampilan pengelolaan hasil, membangun kolaborasi pemerintah pusat dan daerah serta lembaga pendidikan dan stakeholders, untuk mendukung petani muda Malang mengembangkan ekosistem agribisnis model Closed Loop di Jawa Timur.
Model kemitraan agribisnis dari hulu sampai hilir melibatkan stakeholders, yang dikembangkan dalam ekosistem berbasis digital berupa Close Loop menjadi topik utama pembahasan Focus Group Discussion (FGD) bertajuk ´Kembange Tani Bersiul: Kolaborasi Pembangunan Ekosistem Pertanian Berbasis Unggulan Lokal´ di Malang.
FGD yang diinisiasi Kementerian Pertanian RI bersama Program Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Program (YESS) dihadiri oleh Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana; Bupati Malang, H Sanusi; Kepala Dinas Pertanian Pemkab Malang, Avicenna M Saniputra; petani muda binaan Program YESS dan sejumlah stakeholders yang concern pada pengembangan agribisnis petani muda Malang.
Kegiatan FGD sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman bagi pemberdayaan petani muda melalui akses ke pelatihan, teknologi informasi, dukungan finansial dan pemasaran guna meningkatkan kemampuan dan produktivitas mereka di sektor pertanian.
“Petani milenial tidak hanya berperan meningkatkan hasil produksi, juga memastikan ketahanan pangan negara kita. Dengan semangat inovasi dan keahlian mereka, kita yakin dapat menghadapi berbagai tantangan dan menciptakan sektor pertanian yang lebih resilient,” katanya dikutip Jumat (20/9/2024).
Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti bahwa Program YESS merupakan bagian upaya berkelanjutan Kementan untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan finansial petani muda.
Dengan dukungan ini, diharapkan petani muda dapat berperan lebih aktif, berkontribusi pada ketahanan pangan nasional dan menciptakan inovasi yang akan menguntungkan sektor pertanian di masa depan, katanya.