Jakarta ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), operator Blok Cepu sukses menghasilkan minyak perdana dari pemboran sumur infil clastic di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu sebesar 13.300 barel per hari (BOPD).
Selamat. Sumur pertama ini sudah bisa menghasilkan 13.300 barrel, kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sesaat sebelum meresmikan Produksi Minyak Perdana Banyu Urip Infill Clastic Blok Cepu, Bojonegoro, Jawa Timur, Jumat (9/8/2024).
Arifin berharap sumur-sumur lainnya juga bisa memberikan kontribusi signifikan. Sekaligus memberikan impact besar untuk mendorong para pebisnis migas di Indonesia, bahwa masih ada potensi meningkatkan produksi migas yang saat ini masih defisit.
Oleh karenanya, Arifi meyakini keberhasilan ini mampu menumbuhkan optimisme bahwa potensi migas di Indonesia masih bisa diandalkan.
Ini kedua kalinya saya berdiri di panggung ini. Pertama, bulan Maret lalu pada saat kita mulai kegiatan drilling. Ada enam program drilling di sini dan waktu itu kita menyampaikan bahwa kita harapkan bisa dihasilkan, bisa berbuah pada tahun ini, ungkap dia.
Potensi Minyak
Menurut dia, Indonesia masih banyak memiliki potensi minyak. Seperti di Blok Cepu yang hari ini sudah menghasilkan 630 juta barel dan berpotensi menghasilkan 1 miliar baru.
Harus segera dilakukan percepatan eksplorasi agar segera ada kepastian. Pemerintah memberikan dukungan bagi Exxon untuk melakukan kegiatan seismik dan eksplorasi baru di wilayah lain, tegas Arifin.
Terkait pencapaian target di gas, Arifin optimistis bisa dicapai dengan adanya temuan-temuan besar di sektor gas yang saat ini didorong dapat segera diproduksikan. Terlebih produksi minyak menjadi tantangan di industri hulu migas. Kami terbuka untuk menerima masukan-masukan positif bagaimana cara meningkatkan produksi minyak, imbuhnya.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto pada kesempatan yang sama menyampaikan, pihaknya memberikan perhatian yang besar terhadap upaya menjaga produksi Lapangan Minyak Banyu Urip agar tetap optimal. Mengingat Banyu Urip adalah kontributor nomor dua terbesar, dengan kontribusinya yang mencapai sekitar 25 persen dari produksi nasional.