Jakarta – Presiden Prabowo Subianto akan segera menyerahkan tim untuk berangkat ke Amerika Serikat (AS), guna melakukan negosiasi soal tarif resiprokal dari Presiden AS, Donald Trump.
Sebelum berangkat, sejumlah pejabat negara melaksanakan rapat koordinasi teknis terbatas bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto di kantornya, Jakarta, Senin (14/4/2025).
Dalam sesi konferensi pers usai rapat, Airlangga hartarto mengatakan, dirinya bersama sejumlah menteri termasuk Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Luar Negeri Sugiono akan bertolak ke Negeri Paman Sam pada 16-13 April 2025 mendatang.
Beberapa menteri ditugaskan oleh Pak Presiden, dan juga hadir Ketua OJK. Sehingga kami akan bertemu dengan USTR, Sekretaris Commerce, dengan Menteri Secretary State, dan juga Secretary Trasury, kata Airlangga.
Nah, Pak Menlu juga akan berangkat ke Washington DC. Kemudian besok saya dan Ibu Marie (Elka Pangestu, Dewan Ekonomi Nasional) akan berangkat. Zelain dengan Pak Thomas Djiwandono (Wamenkeu), Pak Wamenlu juga akan berangkat. Demikian pula akan berangkat Ibu Menteri Keuangan, paparnya.
Rombongan nantinya juga akan pergi ke Amerika Serikat dalam rangka Spring Meeting 2025 World Bank, seraya bernegosiasi soal pengenaan tarif Trump kepada Indonesia sebesar 32 persen. Namun, Airlangga belum mau membeberkan bentuk negosiasi apa yang akan ditawarkan Pemerintah RI.
Namanya negosiasi rahasia. Indonesia adalah salah satu negara yang mendapat kesempatan pertama untuk diundang ke Washington, kata dia.
Adapun pertemuan bilateral ini akan menghimpun sejumlah isu yang tak hanya berasal dari sektor perdagangan, tapi juga berkaitan dengan non-trade measures atau non-tariff barrier. Dalam hal ini, Airlangga turut menyinggung soal adanya deregulasi kebijakan terhadap Amerika Serikat.
Juga terkait dengan investasi dan juga secara resiprokal apa yang Indonesia minta di dalam kerjasama beyond perdagangan. Jadi trade investment dan juga di sektor keuangan. Nah oleh karena itu Ketua OJK juga hadir, imbuhnya.
Tujuannya, untuk memangkas defisit neraca perdagangan Amerika Serikat terhadap Indonesia, yang pada 2024 mencapai USD 17,9 miliar.
Juga rencana daripada Indonesia untuk mengkompensasikan delta daripada ekspor dan impor yang besarannya USD 18-19 miliar. Nah oleh karena itu secara teknis sudah disiapkan komoditasnya, ucap Airlangga.
Secara teknis juga Indonesia akan ada selain mengundang investasi Amerika di Indonesia. Indonesia juga akan ada perusahaan yang akan investasi di Amerika, papar dia.