Jakarta Direktur Informasi Kepabeanan dan Cukai, Rudy Rahmadi, menyampaikan salah satu upaya untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto yakni dengan menurunkan biaya logistik.
Hal ini sejalan dengan target Indonesia Emas 2045, dimana dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) menargetkan penurunan biaya logistik Indonesia hingga mencapai level 8% dari PDB pada tahun 2045. Target ambisius ini jelas memerlukan upaya yang lebih besar dan lebih terintegrasi dari seluruh pemangku kepentingan.
Presiden juga telah menargetkan pertumbuhan ekonomi sekurang2nya 8% agar Indonesia terlepas dari middle income trap, kata Rudy dalam sosialisasi Permendag no. 27 tahun 2024, di Jakarta, Selasa (26/11/2024).
Oleh karena itu, guna mewujudkan target tersebut diperlukan inisiatif menyeluruh untuk menghadirkan terobosan solutif yang dapat mempercepat efisiensi dan efektivitas sistem logistik nasional. Salah satu solusi yang dapat diterapkan adalah melalui peningkatan pemanfaatan program dan layanan NLE, termasuk integrasi dengan Pangkalan Angkutan Barang (PAB).
Kolaborasi yang lebih erat dengan Sistem Pengangkut Multimoda (SSM) dan penerapan kebijakan yang menjadikan penggunaan layanan NLE sebagai syarat bagi barang yang masuk ke pelabuhan juga perlu ditingkatkan.
Inisiatif ini akan mempermudah arus barang, mempercepat proses distribusi, dan pada akhirnya mengurangi biaya logistik yang tinggi, yang menjadi salah satu hambatan terbesar dalam peningkatan daya saing ekonomi Indonesia.
Perlu inisiatif secara menyeluruh guna menghadirkan terobosan solutif di seluruh sendi-sendi logistik nasional guna dapat mendorong peningkatan putaran aktivitas ekonomi produktif, ujarnya.