Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap kunci mencapai nol emisi karbon atau net zero emission (NZE) di 2060. Salah satunya adalah penangkapan dan penyimpanan karbon atau carbon capture and storage (CCS).
Dia mengungkapkan Indonesia memiliki pontesi hampir 600 gigaton carbon capture and storage. Dengan begitu, Indonesia bisa memainkan peran utama dalam mendukung pengurangah emisi karbon global.
Untuk mengurangi emisi karbon. Namun, kita juga beruntung, hadirin sekalian, karena kita juga memiliki 600 gigaton penangkapan dan penyimpanan karbon, yang menurut saya merupakan salah satu yang sangat penting di masa depan, kata Menko Luhut dalam Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024, di JCC Senayan, Jakarta, dikutip Sabtu (6/9/2024).
Dia mengatakan, CCS menjadi bagian penting dalam mengejar ambisi tersebut. Apalagi ada target nol emisi karbon dunia di 2060 atau lebih cepat.
Luhut menegaskan, CCS dibutuhkan untuk mengurangi tingkat emisi yang dihasilkan. Menurutnya, NZE tidak akan tercapai tanpa CCS.
Karena Anda tidak dapat mencapai emisi nol pada tahun 2060 atau 2050 tanpa menyuntikkan CO2 ke carbon capture storage, tegasnya.
Secara teknis, emisi CO2 yang dihasilkan perlu diinjeksikan ke CCS di Indonesia. Dari situ, Indonesia juga bisa mendapatkan untung dari pungutan atas injeksi karbon tadi.
Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, kita beruntung memiliki yang satu ini. Setiap petrokimia, mereka memiliki CO2. Mereka juga harus mengirim ke Indonesia dan menyuntikkannya ke penyimpanan penangkapan karbon di Indonesia. Kemudian mereka harus membayar Indonesia untuk ini, tuturnya.
Jadi teknologi ini saat ini sedang dieksplorasi oleh pemerintah Indonesia, dan Exxon, dan Chevron, sambung Menko Luhut.