Jakarta – Raksasa minyak dan gas asal Inggris, bp, mengumumkan investasi lanjutan senilai USD 7 miliar atau sekitar Rp 111,1 triliun untuk pengembangan proyek LNG Tangguh Ubadari di Papua.
Keputusan investasi itu dijemput langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dalam kunjungannya ke Inggris, dan menghadiri pertemuan dengan Kepala Eksekutif bp, Murray Auchincloss.
bp, atas nama mitra kontrak bagi hasil Tangguh, hari ini mengumumkan keputusan investasi akhir pada proyek Tangguh Ubadari, CCUS, Compression (UCC) senilai USD 7 miliar, yang berpotensi untuk membuka sekitar 3 triliun kaki kubik sumber daya gas tambahan di Indonesia untuk membantu memenuhi permintaan energi yang terus meningkat di Asia, ungkap Murray Auchincloss dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (22/11/2024).
Ia menambahkan, Proyek ini tidak hanya membuka sumber daya gas yang fantastis, tetapi juga merupakan yang pertama di Indonesia melalui penggunaan CCUS untuk memaksimalkan pemulihan gas. BP telah beroperasi di Indonesia selama lebih dari 55 tahun, dan kekuatan hubungan memungkinkan pihaknya untuk menghadirkan pengalaman teknis yang mendalam dalam membantu mewujudkan pengembangan yang inovatif ini.
Kami sangat menghargai dukungan berkelanjutan dari Pemerintah Indonesia dan para mitra dan berharap dapat membantu kawasan ini memenuhi kebutuhan energinya yang terus meningkat, tuturnya.
bp menjelaskan, Proyek UCC meliputi pengembangan ladang gas Ubadari, peningkatan pemulihan gas melalui penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (CCUS) dan kompresi darat.
Proyek ini diharapkan dapat memperluas dan memanfaatkan infrastruktur yang ada di fasilitas LNG Tangguh di Papua Barat, Indonesia.
Adapun produksi di ladang Ubadari diharapkan akan dimulai pada tahun 2028, ungkap bp.