Jakarta – Presiden Prabowo Subianto membawa pulang sejumlah kabar baik di bidang ekonomi, dari pertemuannya bersama Presiden China Xi Jinping di Negeri Tiongkok beberapa waktu lalu.Â
Seperti tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) antara perusahaan China dan Indonesia, dengan nilai mencapai USD 10,07 miliar atau setara Rp 157,59 triliun (kurs Rp 15.650 per dolar AS). Sektor-sektor yang akan digarap, mulai dari manufaktur canggih, energi terbarukan, kesehatan, hilirisasi, ketahanan pangan, hingga keuangan.
Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso yang ikut bersama rombongan ke Beijing, China menuturkan, Prabowo telah menyampaikan secara lengkap terkait program prioritas Pemerintah Indonesia di hadapan Xi Jinping.Â
Jadi semua kebijakan kita ke depan sudah dibahas secara lengkap kemarin. Jadi kita sudah cukup jelas arahan dari kedua pemimpin, termasuk isu-isu masalah hilirisasi, kemudian juga terkait pangan dan kritikal mineral. Semuanya sudah dibahas, ungkapnya di Graha Mandiri, Jakarta, Senin (11/11/2024).
Susiwijono mengabarkan, Xi Jinping dan Pemerintah China merespon positif berbagai kebijakan Prabowo. Sinyalnya sangat positif sekali. Pemerintah China sangat mengapresiasi, karena bapak Presiden datang langsung ke China. Kemarin membahas hampir semua hal yang perlu kita terjemahkan di level teknis, sudah diterjemahkan kemarin, kata dia.Â
Ia lantas membeberkan sejumlah kerja sama yang terjalin antara Indonesia dan China, semisal terkait ekonomi biru hingga critical mineral. Namun, ia belum menyebut secara detil bagaimana keterlibatan China dalam program-program strategis semisal hilirisasi dan swasembada pangan.
Salah satunya yang di Kemenko Perekonomian yang terkait dengan blue economy. Kemudian terkait dengan mineral yang ada di Kementerian ESDM, karena sekarang ada di Kemenko Perekonomian. Kemudian beberapa kesepakatan lanjutan dari beberapa kementerian. Juga membahas beberapa proyek strategis antara kita dengan RRT, tuturnya.Â
Jadi banyak kemarin yang dibahas, dan hasilnya sangat positif pada kesepakatan-kesepakatan proyek baru ke depan. Saya kira yang paling penting, sinyalnya sangat bagus, tegas Susiwijono.Â