Jakarta Harga emas akan mengalami penurunan terakhir, sebelum kembali mempercepat kenaikan menuju rekor tertinggi baru pada 2025.
Gary Wagner, editor TheGoldForecast.com memperkirakan, beberapa faktor dapat memengaruhi harga emas di luar ekspektasi pasar. Termasuk tarif baru yang diusulkan oleh Presiden AS terpilih, Donald Trump, dan ketidakpastian geopolitik yang terus-menerus.
Harga emas dunia telah mengalami kenaikan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Melonjak sekitar USD 500 per ons dalam dua kejadian terpisah.
Wagner mengatakan, jika emas mengalami penurunan hingga USD 2.600 dan kemudian naik sebesar USD 400, emas dapat mencapai USD 3.000 pada akhir tahun ini atau awal tahun depan. Ia lantas memberi contoh tren fluktuasi harga emas di beberapa tahun sebelumnya.
Saya melihat emas tidak hanya mencapai USD 2.800, tetapi angka saya telah mencapai sekitar USD 2.900, dengan level tertinggi USD 3.000. Yang menjadi dasar saya adalah berbagai tahapan kenaikan, kata Wagner dilansir dari laman Kitco News, Senin (20/1/2025).
Pada Oktober 2023, harga emas hanya di bawah USD 2.000, dan dari sana naik ke USD 2.535. Jadi, kira-kira USD 500 (kenaikannya). Kemudian, terjadi koreksi, dari USD 2.380, naik ke USD 2.800. Jadi kita melihat kenaikan USD 500, dan kemudian kita melihat kenaikan USD 400, terangnya.
Di sisi lain, Goldman Sachs merevisi perkiraan harga emasnya pada awal tahun ini. Memundurkan prediksinya sebesar USD 3.000 per ons dari 2025 ke pertengahan tahun 2026. Bank investasi tersebut memperkirakan emas akan mencapai USD 2.910 per ons pada akhir 2025.