Jakarta – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menilai produksi yang dilakukan BUMN sektor pangan masih belum optimal. Menyusul ada target swasembada pangan yang dibidik Presiden Prabowo Subianto.
Mentan Amran telah mengumpulkan sejumlah BUMN Pangan, di antaranya Holding BUMN Pangan, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) atau ID Food, PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Perkebunan Nusantara, hingga Perum Bulog.
Soal produksi, dia menyoroti lahan yang dimiliki Sang Hyang Seri, anggota ID Food yang belum optimal. Utamanya untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri.
Salah satu contoh adalah BUMN seperti Sang Hyang Seri, punya lahan, punya potensi, benih, padi, sampai 100 ribu ton seperti kebutuhan kita. Nilainya mungkin Rp 2-3 triliun, tetapi selama ini belum optimal. Jadi nanti kita kolaborasi, ucap Mentan Amran di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (29/10/2024).
Kemudian, dia juga melihat perlunya penguatan cadangan pangan pemerintah yang dikuasai oleh Bulog. Termasuk padi, jagung, dan beberapa komoditas lainnya.
Sejalan dengan penguatan cadangan, dia juga ingin BUMN Pangan jadi offtaker yang menguntungkan bagi petani. Menurut dia, swasembada pangan harus juga berdampak positif pada kesejahteraan petani.
Ini betul-betul harus dijaga dengan baik, karena itu sangat menentukan petani kita, rugi atau untung. Kalau kita mau swasembada, kita harus jaga petani kita berada pada posisi untung, tegasnya.
Selanjutnya, dia juga meminta PTPN untuk menggenjot produksi dari sawit dan gula. Termasuk kedepannya membuat klaster kebun yang terbaik.
Kami minta kepada direksi nanti agar membuat kluster kebun terbaik khususnya tebu. Produksi tertinggi, produksi terbaik, simber terbaik, mandor terbaik, peralatan terbaik. Sehingga kita mendapatkan nilai tertinggi. Ini menjadi giant lab atau laboratorium raksasa nanti. Nah itu kami sampaikan. Dan ini InsyaaAllah kita akan bertemu lagi ke depan, sebut Amran.