Jakarta Ketersediaan pupuk di Indonesia menjadi salah satu pendorong yang penting untuk ketahanan pangan dan mendukung hilirisasi energi. Namun, terdapat beberapa tantangan untuk mewujudkan hal tersebut.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi mengatakan, dalam proses produksi urea, pupuk menghasilkan amonia.
Amonia menjadi sumber energi yang penting karena tidak mengandung karbon atau transition fuel, ujar Rahmad, dalam paparan di St. Regis Jakarta, Selasa (17/9/2024).
Di sisi lain, produksi pupuk dalam negeri Indonesia masih bergantung pada sumber energi gas alam.
Rahmad mencatat, 32% produktivitas pertanian di Indonesia masih bergantung pada pupuk berbasis gas alam. Namun juga diketahui, gas alam bukan merupakan sumber energi tak terbarukan yang masih menghasilkan karbon.
Tantangannya bukan pada pasar, pasarnya besar sekali. tapi pada sumbernya, bahan bakunya. Bahan baku gas alam itu nonrenewable, akan habis di titik tertentu,” jelas dia.
“Maka tantangan terbesar kami memastikan jaringan pasoknya, sambung Rahmad.
Karena adanya kondisi itu, Pupuk Indonesia tengah menyusun inovasi dengan merubah gas alam sebagai main feedstock ke sumber yang berbasis energi baru terbarukan (EBT) atau renewable resources.
Rahmad pun optimistis masih ada peluang untuk Indonesia mengamankan kebutuhan bahan baku gas alamnya untuk produksi pupuk dalam beberapa waktu ke depan. Hal itu didukung dengan potensi temuan-temuan baru gas alam berjumlah besar di dalam negeri.