Jakarta – Program pembangunan 3 juta rumah yang diprakarsai oleh Presiden Prabowo Subianto menarik perhatian investasi asing. Beberapa investor dari kawasan Arab di Teluk Persia dan China menunjukkan minat untuk berkontribusi dalam pendanaan program ini.
Negosiasi dengan Negara Mitra
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra dan juga adik Presiden Prabowo, Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan telah negosiasi dengan beberapa negara, termasuk Uni Emirat Arab, Qatar, dan China, untuk mendukung program 3 juta rumah.
Saya baru saja bertemu dengan Menteri Toleransi dari UEA dan penguasa Qatar serta China yang menunjukkan ketertarikan untuk mendanai proyek perumahan ini, dalam sebuah acara di Menara Kadin, Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2024.
Dampak Ekonomi dari Investasi
Hashim percaya investasi dari ketiga negara tersebut akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam rencana besar program ini, terdapat target untuk membangun 1 juta hunian vertikal di perkotaan dan 2 juta rumah tapak di pedesaan.
Ada tiga penyandang dana yang siap membiayai program perumahan ini. Investasi ini akan menjadi aliran dana yang signifikan untuk sektor perumahan dan akan merangsang perekonomian, ujar dia.
Ia memperkirakan, program ini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional hingga 1,5 persen.
Perumahan sebagai Pilar Pertumbuhan Ekonomi
Dari sektor perumahan, kami sudah menghitung potensi pertumbuhan mencapai 1,1 hingga 1,5 persen. Perumahan menyumbang sekitar 14 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) kita, kata Hashim.
Dengan prospek yang menjanjikan, sektor perumahan diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih jauh.
Target Pertumbuhan EkonomiÂ
Optimisme Hashim terhadap pertumbuhan ekonomi cukup tinggi. Ia menyatakan, target pertumbuhan yang ditetapkan oleh Prabowo sebesar 8 persen adalah angka minimum. Kami sebenarnya menginginkan pertumbuhan mencapai 10 persen, tegasnya.
Dengan dukungan investasi asing dan rencana pembangunan yang terstruktur, program 3 juta rumah diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan hunian, tetapi juga menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.