Jakarta – PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) memulai pembangunan pabrik pupuk di Fakfak, Papua Barat. Pabrik ini, yang akan memproduksi amonia dan urea, dirancang untuk memenuhi kebutuhan pupuk di kawasan timur Indonesia, sekaligus mendukung program pemerintah baru dalam membangun kawasan food estate di Papua.
Direktur Utama Pupuk Kaltim, Budi Wahju Soesilo mengungkapkan, proyek ini memiliki kapasitas yang mumpuni untuk mendukung produktivitas pertanian Indonesia, ketika nanti beroperasi penuh.
Nilai investasi dalam pembangunan pabrik pupuk di Fakfak ini mencapai USD 1 miliar, atau setara Rp 15,4 triliun (kurs Rp 15.472 per dolar AS).
Proyek ini akan meningkatkan pasokan pupuk urea dan amonia hingga 1,15 juta ton dan 825 ribu ton per tahun. Dengan nilai investasi lebih dari USD 1 miliar, kapasitas produksi ini mampu memenuhi hingga 80 persen kebutuhan pupuk nasional, yang setara dengan 4,5 hingga 5 juta ton, ujar dia dalam keterangan tertulis, Jumat (18/10/2024).
Kehadiran pabrik amonia dan urea di Fakfak juga diharapkan dapat mendukung upaya swasembada pangan yang menjadi salah satu visi dalam Asta Cita menuju Indonesia Emas 2045.
Proyek ini juga sejalan dengan program lumbung pangan nasional yang direncanakan akan dipindahkan ke Merauke, Papua. Dengan lokasi pabrik yang strategis, berdekatan dengan Merauke, biaya distribusi logistik dapat ditekan, memberikan efisiensi dalam penyediaan pupuk untuk program tersebut, ujar Soesilo.
Dalam memulai pembangunannya, dia menambahkan, Pupuk Kaltim telah melakukan serangkaian upacara adat untuk memastikan seluruh proses persiapan yang dilakukan tetap dalam koridor melindungi hak masyarakat hukum adat.