Jakarta – Halloween dahulu adalah waktu bersenang-senang dengan ucapan trick and treat. Akhir-akhir ini, Halloween telah menjadi suguhan besar bagi pebisnis.
Hal ini seiring konsumen habiskan sekitar USD 11,6 miliar atau sekitar Rp 182,20 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.707) untuk liburan satu malam ini.
Mengutip Yahoo Finance, jumlah itu kira-kira sama dengan dana yang dihabiskan warga Amerika Serikat (AS) untuk membeli buku anak-anak setiap tahun. Jumlah pengeluaran yang sangat besar ini membingungkan seiring maraknya berita mengenai ekonomi yang sulit.
Profesor dari Boston University, Jay Zagorsky mengaku penasaran dengan pengeluaran saat Halloween berada di bawah rekor tertinggi pada saat yang sama banyak orang melaporkan tingkat kecemasan ekonomi yang tinggi.
Warga AS habiskan miliaran dolar AS setiap Halloween. Hal itu berdasarkan data mengenai pengeluaran saat Halloween setiap tahun dari National Retail Federation yang survei warga AS tentang rencana belanja mereka sebelum liburan.
Ditemukan, konsumen AS akan habiskan lebih dari USD 11 miliar pada 2024 yang merupakan sekitar setengah dari jumlah yang dihabiskan setiap tahun untuk perawatan gigi bagi anak-anak di bawah usia 17 tahun.
Survei terbaru juga menunjukkan sekitar tiga dari empat warga AS akan merayakannya dengan cara tertentu. Karena tidak semua orang merayakan hari raya itu, federasi itu menghitung orang yang merayakannya akan habiskan USD 104 atau sekitar Rp 1,63 juta untuk Halloween.
Federasi tersebut membagi pengeluaran menjadi empat kategori. Sektiar sepertiga dari pengeluaran akan digunakan untuk kostum anak-anak, orang dewasa dan hewan peliharaan.
Sepertiga lainnya akan dipakai untuk dekorasi seperti kerangka raksasa. Sekitar sepertiga untuk permen, dan sisanya digunakan untuk kartu ucapan.
Pada 2005, federasi perkirakan Halloween hanya akan hasilkan pengeluaran USD 3,3 miliar. “Ini berarti pengeluaran untuk Halloween telah tumbuh signifikan sekitar 3,5 kali lipat, hanya dalam dua dekade, atau sekitar dua kali lipat jika disesuaikan dengan inflasi,” ujar Zagorsky.