Jakarta – Realisasi belanja pemerintah pusat (BPP) mencapai Rp 1.834,5 triliun atau 74,3 persen dari pagu Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)atau tumbuh 16,7 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat dari jumlah itu, terdiri dari belanja Kementerian/Lembaga (K/L)sebesar Rp933,5 triliun atau 85,6 persen dari pagu anggaran.Â
Kalau teman-teman tanya menuju akhir tahun ada percepatan belanja, seperti biasanya memang iya. Dan ini telah terlihat di akhir Oktober sudah kelihatan 85,6 persen dan ini akan terus meningkat hingga akhir tahun, ujar Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara dalam konferensi pers APBN KiTa, Jakarta, Jumat (8/11/2024).
Suahasil menuturkan, belanja K/L sebesar Rp242,2 triliun atau 84,8 persen, yang digunakan untuk belanja pegawai atau pembayaran THR dan gaji ke-13, reguler untuk Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI/Polri 84,8 persen.Â
Secara total pertumbuhan untuk pembayaran gaji reguler tumbuh 10,9 persen dan THR dan gaji ke-13 tumbuh 33,6 persen, tinggi karena di bulan Januari yang lalu ada kenaikan gaji, ujar dia.
Lalu digunakan untuk belanja barang mencapai Rp351,2 triliun atau 86,7 persen. Dia menuturkan, belanja barang ini memberikan stimulus terhadap perekonomian, termasuk barang-barang yang diperlukan untuk operasional pemerintah.
Misalnya di Kementerian Pertahanan membutuhkan pengelolaan BMN Matra Darat, Laut dan Udara, peningkatan alutsista dan non alutsista serta pelayanan kesehatan.
Sementara Kemenkeu sendiri mengeluarkan belanja barang termasuk untuk biodiesel, belanja barang untuk beasiswa LPDP, serta pengelolaan BUMN dan umum, kata dia.